Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Angka Rp401,73 triliun bukan sekadar deretan nol di belakang. Itu adalah kontribusi besar Pertamina ke kas negara sepanjang 2024. Setoran ini mencakup pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan dividen—membuktikan bahwa BUMN energi ini nggak cuma mengurusi BBM, tapi juga jadi mesin utama fiskal nasional.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2024 yang digelar 12 Juni 2025 lalu, manajemen Pertamina membeberkan kinerja operasional dan finansialnya. Selain kontribusi fiskal fantastis, pendapatan perusahaan tercatat mencapai USD 75,33 miliar (Rp1.194 triliun), EBITDA sebesar USD 10,79 miliar, dan laba bersih sebesar USD 3,13 miliar atau sekitar Rp49,54 triliun. Angka yang bikin banyak negara iri, Raners.
“Angka Rp401,73 triliun menunjukkan Pertamina sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia, termasuk dalam memberikan kontribusi kepada negara berupa pajak, PNBP dan dividen. Ini kontribusi yang signifikan kepada APBN,” ujar Anggota Komisi XII DPR, Eddy Soeparno, Senin (16/6/2025).
Eddy menekankan, dana sebesar itu bukan cuma menopang APBN, tapi juga bisa dikonversi untuk program prioritas, dari hilirisasi sumber daya hingga penyertaan negara dalam peningkatan lifting migas. Bahkan, dalam pandangannya, Pertamina perlu terus didorong sebagai garda depan transisi energi nasional.
“Ke depan, Pertamina harus terus didorong sebagai perusahaan energi dalam rangka meningkatkan bauran energi terbarukan kita,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Bukan Sekadar Statistik: Ini Nafas Ekonomi Negara
Dari sisi akademik, suara serupa datang dari Dahlan Tampubolon, ekonom senior dari Universitas Riau. Ia menyebut kontribusi Pertamina ini sebagai penyelamat fiskal—ibarat oase di tengah tantangan pasar global.
“Kontribusi Rp401,73 triliun ini sangat signifikan bagi APBN Indonesia. Tanpa kontribusi Pertamina, pemerintah akan menghadapi tekanan fiskal yang lebih besar,” katanya.
Menurut Dahlan, Pertamina berkontribusi sekitar 20,71 persen dari total setoran BUMN ke APBN, dan angka itu bukan cuma catatan finansial biasa, tapi simbol suksesnya tata kelola BUMN strategis.
“Kontribusi 20,71 persen ini bukan hanya angka statistik, tetapi refleksi dari kesuksesan pengelolaan BUMN yang berkontribusi signifikan terhadap fiskal yang berkelanjutan dan pembangunan ekonomi Indonesia,” imbuhnya.
Dari Energi ke Infrastruktur
Raners, uang yang disetor Pertamina itu nggak hilang begitu aja. Dana itulah yang dipakai pemerintah untuk membiayai jalan raya, pelabuhan, listrik, pendidikan, kesehatan, hingga jaminan sosial.
Ini menunjukkan bahwa keberadaan Pertamina bukan cuma soal urusan migas, tapi juga menyentuh langsung hidup masyarakat sehari-hari. Bisa dibilang, Pertamina adalah “cash cow” yang bukan hanya bertahan di tengah gejolak global, tapi juga menopang ekonomi nasional dengan stabilitas jangka panjang.
Jadi Raners, jangan cuma lihat SPBU-nya aja. Di balik itu, ada mesin besar yang bekerja diam-diam menjaga agar negara tetap bisa berjalan. Ikuti terus kabar ekonomi strategis hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: HO-Pertamina