Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Jejak sejarah bisa jadi mesin pertumbuhan ekonomi masa kini. Hal ini ditegaskan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar saat bertemu perwakilan platform Jejak Buddha Nusantara, Kamis (12/6/2025) lalu di Autograph Tower, Jakarta.
Dalam dialog yang berlangsung santai namun serius, Irene mendorong agar pengembangan platform digital berbasis sejarah dan spiritualitas nggak cuma edukatif, tapi juga emosional dan imajinatif.
“Saya melihat inisiatif seperti Jejak Buddha Nusantara sangat potensial untuk menciptakan pengalaman kreatif yang edukatif sekaligus berdampak sosial,” katanya.
Platform Kreatif, Bukan Sekadar Katalog
Irene menyebut bahwa untuk bisa menjangkau pasar global, narasi sejarah lokal perlu dikemas lebih menarik. Mulai dari konten multimedia, aktivasi publik lintas platform, hingga integrasi dengan ekonomi kreatif digital.
“Ini adalah bentuk inovasi lokal yang bisa menjangkau pasar global jika dikembangkan dengan pendekatan yang tepat,” ia menambahkan.
Gagasan ini nggak hanya bicara sejarah masa lalu, tapi tentang masa depan industri kreatif berbasis budaya. Irene menegaskan kembali bahwa nilai sejarah bisa jadi fondasi ekonomi baru yang berkelanjutan.
“Ekonomi kreatif harus menjadi the new engine of growth bagi bangsa ini, dan inisiatif seperti ini menunjukkan bagaimana nilai sejarah bisa diolah secara relevan dan berdampak,” ucapnya penuh keyakinan.
Apa Sebenarnya Jejak Buddha Nusantara?
Raners, platform Jejak Buddha Nusantara dirancang bukan cuma jadi direktori situs budaya, tapi juga jadi ruang interaksi publik, forum sejarah hidup, dan etalase digital bagi produk kreatif lokal.
“Platform ini kami desain tidak hanya sebagai media edukasi, tetapi juga sebagai cara untuk mendorong partisipasi publik dalam merawat dan menghidupkan kembali situs-situs bersejarah,” kata Alim Sudio, Produser Jejak Buddha Nusantara.
Beberapa fitur utama yang tengah dikembangkan antara lain:
Direktori destinasi sejarah & spiritual
Narasi situs lengkap dengan konteks lingkungan
Forum publik dan ulasan pengguna
Integrasi media sosial
Marketplace untuk produk kreatif daerah
Kembali Merawat Jejak, Membangun Ulang Makna
Bukan rahasia lagi, banyak situs sejarah kita seperti Candi Borobudur, Muaro Jambi, atau Biaro Bahal kehilangan relevansi di mata generasi muda. Inisiatif seperti ini ingin mengubahnya lewat pengalaman yang dekat, digital, dan berdampak langsung.
Raners! Sejarah bukan lagi milik museum yang sunyi. Kini sejarah hadir dalam bentuk digital, interaktif, dan menggerakkan ekonomi. Tetap ikuti kabar dari inisiatif-inisiatif kreatif seperti ini hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
RK | Foto: HO-Kementerian Ekonomi Kreatif