Data Pasar Saham Indonesia

Ribuan Gagal Masuk Sekolah Negeri: SPMB Jateng 2025 Jadi Ajang Seleksi Ketat

SPMB Jawa Tengah 2025
Foto: Ranah Publik/Ilustrasi ChatGPT

Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Ribuan calon murid baru di Jawa Tengah bakal menghadapi kenyataan pahit: nggak semua bisa masuk sekolah negeri. Dari total 320.524 calon murid yang resmi akan mengikuti seleksi pemilihan sekolah melalui Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), hanya 227.624 kursi yang tersedia di SMAN/SMKN.

Artinya, melansir dari media Kompas, ada sekitar 92.900 calon murid dipastikan bakal tersingkir dalam seleksi yang digelar 14–18 Juni 2025 ini.

“Daya tampung kami sebanyak 227.624. Berarti ada sekitar 93.000 yang nanti mungkin tersingkir dalam seleksi pemilihan sekolah, tidak bisa masuk sekolah negeri karena saingan itu lumayan banyak,” kata Kasubag Program Disdikbud Jateng Roberto Agung Nugroho, saat dikonfirmasi Sabtu (14/6/2025).

Dan itu baru hitungan angka—belum bicara soal tekanan mental para siswa dan orang tua yang ikut berjibaku mengejar kuota. Bersaing lewat domisili, afirmasi, prestasi, hingga mutasi orangtua, seleksi SPMB bukan cuma tentang nilai tinggi, tapi juga strategi dan kesiapan mental menghadapi sistem yang ketat dan serba online.

“Nanti tanggal 18 itu sampai sore, kalau tanggal 14 itu karena online, bisa sampai jam 23.59 WIB. Nanti jam 00.00 WIB sistem akan update, maintenance, dibuka lagi jam 06.00 WIB,” lanjut Roberto.

Dalam proses ini, Disdikbud sudah menetapkan alokasi kuota untuk tiap jalur: domisili 33%, afirmasi 32%, prestasi 30%, dan mutasi maksimal 5%. Proporsi ini diharapkan bisa tetap memberi ruang adil bagi kelompok dengan latar belakang berbeda.

Namun realitasnya, dengan banyaknya peminat dan keterbatasan kursi, seleksi tetap akan menghasilkan ribuan siswa yang harus melanjutkan pendidikan di luar sekolah negeri.

“Setelah SPMB yang tidak lolos seleksi kan nanti mendaftar ke sekolah swasta,” tutur Roberto.

Meskipun ini bukan akhir jalan, tapi tetap saja menjadi tantangan bagi banyak keluarga di Jateng—karena biaya dan akses sekolah swasta nggak selalu sebanding untuk semua kalangan. Di sisi lain, sistem ini seharusnya bisa jadi cermin bersama bahwa pemerataan kualitas pendidikan masih perlu dikejar, bukan hanya sekadar merapikan sistem seleksi.

Raners, sistem seleksi boleh makin canggih, tapi tetap harus dibarengi perhatian pada pemerataan dan kesiapan mental siswa. Jangan biarkan anak-anak kehilangan harapan hanya karena kalah saing di sistem.
Pantau terus perkembangan SPMB 2025 hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.

DSK | Foto: Ranah Publik/Istimewa

Rayakan 53 tahun Bluebird dengan promo spesial—perjalanan jadi makin nyaman dan hemat.

Promo 53 Tahun Bluebird
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x