Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Komitmen Indonesia untuk memimpin transformasi energi di Asia Tenggara kini memasuki babak baru. Pemerintah Indonesia dan Singapura resmi menyiapkan investasi jumbo lebih dari 10 miliar dolar AS atau setara Rp162,7 triliun untuk mengembangkan proyek energi hijau lintas negara.
Kabar ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, usai penandatanganan tiga MoU strategis antara kedua negara pada Sabtu (14/6/2025).
“Penandatanganan 3 MoU Indonesia dan Singapura hari ini membawa keuntungan kedua negara. Investasi yang dibutuhkan merealisasikan kerja sama tersebut diperkirakan di atas 10 miliar dolar AS,” kata Bahlil.
Angka fantastis ini mencakup tiga proyek besar: instalasi panel surya, teknologi penangkapan karbon (CCS), dan kawasan industri hijau. Proyek-proyek ini diharapkan bisa menjadikan Indonesia–Singapura sebagai pionir transformasi energi bersih di kawasan Asia Tenggara.
Dari Matahari ke Teknologi Hijau
Raners, proyek pertama adalah pembangunan panel surya berskala besar yang akan jadi ujung tombak pengembangan energi terbarukan di wilayah Indonesia bagian barat.
Berikutnya, proyek Carbon Capture Storage (CCS) akan dikembangkan sebagai solusi mengelola emisi industri. Teknologi ini menjanjikan posisi Indonesia dan Singapura sebagai pemimpin regional dalam dekarbonisasi.
Dan ketiga, kawasan industri hijau akan menjadi episentrum manufaktur dan logistik yang terintegrasi. Dengan rantai pasok rendah karbon, kawasan ini siap menyambut masa depan industri yang lebih ramah lingkungan.
“Investasi ini bukan hanya soal teknologi. Kita sedang menciptakan ekosistem ekonomi baru,” ujar Bahlil optimis.
Ribuan Lapangan Kerja dan Tambahan Devisa
Selain mendukung target transisi energi, proyek ini diproyeksikan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja. Mulai dari manufaktur panel surya dan sistem baterai (BESS) hingga operasional dan pemeliharaan kawasan industri hijau.
Di sisi fiskal, Indonesia berpotensi mendapatkan tambahan devisa hingga 6 miliar dolar AS per tahun, serta penerimaan negara dari sektor pajak mencapai ratusan juta dolar.
Satgas Energi Hijau Lintas Negara
Sebagai bentuk keseriusan, kedua negara sepakat membentuk Satgas Energi Baru Terbarukan (EBT) Lintas Batas, dipimpin langsung oleh Menteri ESDM Indonesia dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura.
Satgas ini akan menyusun rencana aksi detail: dari skema teknis, pendanaan, hingga tata kelola kawasan hijau yang berkelanjutan.
Raners! Investasi ini bukan cuma angka di atas kertas. Ini sinyal kuat bahwa masa depan energi Indonesia bisa ramah lingkungan tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.
Ikuti terus proyek-proyek transformasi hijau ini hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: ANTARA/Putu Indah Savitri