Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) kembali tunjukkan komitmennya dalam menggerakkan budaya baca di pelosok negeri. Kali ini, giliran Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang diguyur bantuan bahan bacaan bermutu di 15 lokus literasi—sembilan untuk perpustakaan desa dan enam untuk Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
Kepala Perpusnas, E Aminudin Aziz, menegaskan bahwa bantuan ini bukan cuma simbolik, tapi bagian dari program prioritas nasional dalam membentuk ekosistem literasi yang tangguh.
“Bantuan untuk masyarakat terkait dengan peningkatan literasi tidak kami kurangi sedikitpun. Anggaran yang dipotong adalah untuk perjalanan dinas, rapat-rapat di luar kantor,” ungkapnya, Sabtu (14/6/2025).
Fokus Utama: Desa, Rumah Ibadah, dan Kalista
Raners, bukan cuma desa yang kebagian. Tahun ini, Perpusnas juga menjalin kerja sama dengan Kementerian Agama untuk menghadirkan 2.700 perpustakaan di rumah ibadah.
Gak hanya itu, Aminudin juga menyebut praktik inspiratif dari Tasikmalaya, tempat lahirnya Kampung Literasi dan Sadar Tertib Arsip (Kalista).
“Setiap RT punya pojok baca, dan ini menggerakkan ibu-ibu, bapak-bapak jadi fasilitator. Ini luar biasa,” katanya dengan penuh apresiasi.
Program ini berjalan selaras dengan tiga agenda besar Perpusnas: peningkatan kecakapan literasi, pelestarian naskah kuno, dan akreditasi perpustakaan.
Gedung Diperluas, Literasi Diperluas
Dalam kesempatan yang sama, dilakukan peletakan batu pertama perluasan Gedung Layanan Perpustakaan Umum Garut. Proyek ini memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2025 senilai Rp5,2 miliar. Rinciannya:
Rp4,5 miliar untuk perluasan bangunan
Rp500 juta untuk pengadaan perabot
Rp200 juta untuk koleksi bacaan baru
Menurut Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah, ini sinyal kuat agar Pemkab Garut ikut serta menjaga keberlanjutan literasi.
“Perluasan gedung perpustakaan melalui DAK Fisik bersumber dari APBN. Jadi butuh dukungan APBD juga. Bisa dimaksimalkan lewat kolaborasi dengan SIBI,” jelasnya.
FYI, Raners: SIBI (Sistem Informasi Perbukuan Indonesia) adalah platform buku gratis dari pemerintah pusat yang bisa diakses masyarakat luas. Jadi makin nggak ada alasan lagi untuk nggak baca buku, ya?
Dari Membaca ke Berdiskusi
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, berharap perpustakaan di daerahnya nggak lagi dilihat hanya sebagai tempat membaca. Tapi juga ruang diskusi dan bertukar wawasan.
“Perpustakaan bukan hanya tempat untuk membaca, melainkan juga tempat untuk berdiskusi… jika kita punya tempat yang representatif, nggak aneh kalau orang akan suka berkunjung,” ujarnya.
Raners! Kalau infrastruktur dan bahan bacaan sudah tersedia, tinggal bagaimana kita sebagai masyarakat turut merawat dan memanfaatkannya. Karena literasi bukan soal buku saja—tapi soal membangun cara berpikir kritis dan aktif, dari desa ke dunia.
Terus ikuti geliat literasi daerah hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
AM | Foto: HO-Perpusnas