Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Milad ke-22 Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq melempar pesan penting: kampus harus hadir bukan hanya sebagai bangunan, tapi sebagai api perubahan.
“Kampus harus menjadi kaki gerakan risalah ihyaul tajdid wal ijtihad, yakni sebagai tempat yang menghidupkan pembaruan dan ijtihad. Karakter ini harus menyala di kampus UMMI,” tegas Fajar di hadapan civitas akademika, Jumat (13/6/2025).
Raners, ini bukan sembarang ajakan. Wamen Fajar menggambarkan kampus Muhammadiyah bukan hanya tempat kuliah, tapi wadah gerakan Islam Berkemajuan—yang menggabungkan taat ritual dengan keberanian membangun peradaban dan keadilan sosial.
Islam Transformatif dan Profetik di Dunia Kampus
Dalam pidatonya, Fajar menyuarakan pentingnya kampus-kampus Muhammadiyah untuk menyerap semangat Islam Transformatif ala Moeslim Abdurrahman dan Islam Profetik gagasan Kuntowijoyo—dua tokoh yang selalu menautkan Islam dengan gerakan keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan.
“Kampus sejatinya menjadi tempat dan tradisi untuk terus-menerus mencari kebenaran,” ujarnya mantap.
Kritik lembut pun sempat disampaikan. Ia mengingatkan agar kampus tidak hanya berlomba membangun infrastruktur fisik, tapi juga ikut hadir di tengah dinamika masyarakat, menjadi lokomotif gerakan keumatan.
“Jangan sampai UMMI menjadi kampus yang dingin, yang hanya besar secara fisik berupa bangunan saja, namun beku dalam pemikiran dan gerakan keumatan,” ujarnya.
Filosofi Matahari: Cerahkan Tanpa Pilih Kasih
Raners! Fajar juga menyentil pentingnya filosofi pendidikan Muhammadiyah: bukan seperti lilin yang mengorbankan diri, tapi seperti matahari—menyinari siapa pun tanpa diskriminasi.
“Dalam terma keislaman, hal itu kita kenal dengan Islam rahmatan lil ‘alamin (Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam),” tuturnya.
Orasi ini jadi semacam pengingat keras namun elegan, bahwa kampus seharusnya bukan menara gading, melainkan tempat berpikir kritis, berjuang sosial, dan menciptakan masa depan yang tercerahkan.
Dari Milad ke Gerakan Berkemajuan
Menutup pidatonya, Fajar mengajak seluruh elemen UMMI agar terus bergerak, bukan sekadar berjalan di tempat. Karena pendidikan unggul bukan warisan, tapi hasil perjuangan kolektif.
“Selamat Milad UMMI. Untuk mencapai institusi pendidikan unggul tidak dari warisan, melainkan kita capai bersama dengan perjuangan,” katanya mengakhiri.
Pesan Wamen Fajar ini bukan cuma refleksi. Ini tantangan terbuka bagi semua kampus Muhammadiyah untuk menjadi ruang ide, ruang aksi, dan ruang harapan.
Terus ikuti kabar pendidikan yang mencerahkan cuma di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: HO-Humas Kemendikdasmen.