Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Dalam momen memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan ulang tahun ke-95 Prof. Emil Salim, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno tampil menyampaikan pidato kunci yang bukan hanya reflektif, tapi juga penuh muatan strategis.
Bertempat di Universitas Indonesia (UI), Eddy menyoroti tantangan krusial bangsa ini: mengejar industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan ketahanan lingkungan.
“Kita memikirkan industrialisasi dan juga upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, kita juga berupaya mewujudkan ketahanan cadangan, ketahanan industri dan juga ketahanan alam,” ungkapnya dalam keterangan tertulis pada Kamis kemarin (12/6/2025).
Raja Ampat Diselamatkan: Apresiasi untuk Prabowo dan Bahlil
Isu panas soal pertambangan nikel di Raja Ampat juga dibahas. Eddy secara tegas menyampaikan apresiasi tinggi atas langkah Presiden Prabowo yang mencabut IUP dari empat perusahaan tak berizin di kawasan Geopark Raja Ampat.
“Presiden Prabowo mendengar semua masukan masyarakat dan mengambil terobosan penting menyelamatkan Raja Ampat. Apresiasi saya juga untuk Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang jajarannya langsung bergerak memastikan penegakan hukum di lapangan,” tegas Eddy.
Langkah ini menjadi bukti bahwa kekuasaan negara masih bisa berpihak pada kelestarian alam—kalau ada keberanian politik dan tekanan publik yang kuat.
MPR dan Lingkungan, Emang Nyambung?
Di depan para dosen, mahasiswa, dan pakar lingkungan, Eddy juga membahas satu hal yang kerap disalahpahami: kenapa MPR ngurusin isu lingkungan?
“Mungkin ada yang bertanya kok MPR mengurusi lingkungan hidup? Saya sampaikan bahwa tugas Anggota MPR adalah melaksanakan amanat konstitusi. Dalam hal ini Pasal 28H ayat 1 UUD 1945 menegaskan rakyat Indonesia berhak atas lingkungan hidup yang sehat,” jelasnya.
Dan nggak berhenti sampai di situ, Raners. Eddy juga menyebut Pasal 33 ayat 4 UUD 1945 yang menegaskan bahwa pembangunan ekonomi harus berdasar prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
“Inilah amanat yang sedang kami jalankan dan karena itu mari berkolaborasi untuk menyelamatkan lingkungan,” tutupnya mengajak semua pihak bersinergi.
Raners! Ini bukan sekadar seruan kosong. Ini peringatan bahwa isu lingkungan itu soal konstitusi, bukan cuma soal aktivisme. Kalau kita serius ingin masa depan yang berkelanjutan, maka kolaborasi antara negara, akademisi, dan masyarakat harus dimulai sekarang.
Pantau terus langkah strategis MPR RI dan berbagai pihak hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: HO-Humas MPR RI