Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Kisah menyayat hati datang dari Cirebon, Jawa Barat. Seorang pelajar berinisial MMH, sempat membuat publik geger setelah nekat menenggak cairan pembersih lantai karena nggak sanggup membayar biaya sekolah. Namun di balik tragedi itu, ada harapan yang kembali tumbuh—berkat uluran tangan Dedi Mulyadi.
Peristiwa ini terjadi Jumat malam, 6 Juni 2025. MMH dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis setelah aksi percobaan bunuh diri. Ia dirawat intensif di ruang ICU. Beruntung, nyawanya terselamatkan.
Kabar mengejutkan ini pertama kali ditangani oleh Ahmad Faozan, kuasa hukum yang langsung terjun membantu keluarga korban setelah menerima telepon dari ayah MMH.
“Saya kaget, dia (bapak korban) menelepon saya, bilang anak minum racun. Saya langsung ke rumah sakit,” ujar Faozan, dikutip dari Kompas.com.
Dedi Turun Tangan, Semua Biaya Dilunasi
Raners, begitu mengetahui cerita ini, Dedi Mulyadi langsung bertindak. Ia nggak cuma menjenguk MMH, tapi juga menanggung biaya rumah sakit, melunasi tunggakan ijazah sebesar Rp2 juta di madrasah tempat MMH menimba ilmu sebelumnya, bahkan memberikan bantuan uang pendaftaran sekolah.
“Dia hari ini sudah mendaftar di SMAN 1 Cirebon, mungkin siang ini, karena pembukaan pagi ini. Jalurnya, jalur mutasi, karena sebelumnya sudah sekolah di SMAN Tengah Tani Cirebon,” kata Dedi dalam unggahan di akun Instagram @dedimulyadi71, Selasa (10/6/2025) kemarin.
Bukan cuma itu, Dedi juga memastikan bahwa langkah MMH untuk melanjutkan sekolah nggak akan terhenti lagi karena kendala biaya. Dan benar saja, hari itu MMH resmi mendaftar ulang ke SMAN 1 Kota Cirebon.
Harapan Baru dari Anak Berprestasi
Menurut Faozan, MMH dikenal sebagai siswa berprestasi, namun hidup dalam kondisi ekonomi sulit. Ia sempat menyerah, tapi kini kembali punya semangat hidup—dan bahkan bercita-cita jadi profesor ilmu hukum.
“Kami ucapkan banyak terima kasih, bantuan Kang Dedi sangat cepat, alhamdulillah, korban juga bangkit lagi untuk kejar cita-citanya. Dia berprestasi dan dia ingin jadi profesor ilmu hukum,” ungkap Faozan.
Langkah cepat Dedi bukan cuma jadi penyelamat bagi satu anak, tapi juga cermin bahwa negara dan masyarakat masih bisa hadir, terutama ketika generasi muda kita nyaris kehilangan harapan.
Raners! Di tengah gelombang tantangan hidup, masih ada sosok yang mau hadir dan bertindak. Semoga kisah ini menginspirasi lebih banyak orang untuk nggak tinggal diam saat anak-anak bangsa membutuhkan.
Pantau terus kabar dan inspirasi lainnya hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: Biro Admin Jabar