Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Indonesia bersiap kembali ke masa kejayaan tebu. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman secara blak-blakan menyatakan tekadnya untuk mengakhiri ketergantungan terhadap impor gula nasional. Targetnya? Swasembada dalam empat tahun ke depan.
Dalam kunjungannya ke Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (10/6/2025), Mentan menyampaikan bahwa keberhasilan ini nggak akan mungkin terjadi tanpa kolaborasi lintas sektor.
“Target swasembada gula harus tercapai dalam empat tahun ke depan, namun itu tidak bisa dicapai oleh pemerintah sendiri, harus ada kolaborasi dari pusat, daerah, pelaku usaha, hingga petani,” kata Mentan Amran.
Dari Lumajang Menuju Kemandirian Gula
Mentan datang bersama jajaran penting: Dirut PTPN III Holding Perkebunan, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Plt Gubernur Jatim, Bupati Lumajang, Dirjen Perkebunan Kementan, dan Kepala Dinas Perkebunan Jatim. Nggak main-main, ini jelas bukan sekadar kunjungan formalitas.
Dalam penjelasannya, Mentan juga menyinggung soal nostalgia kejayaan masa kolonial yang ternyata menyimpan pelajaran penting soal efisiensi.
“Kami ingin mengembalikan masa kejayaan tebu saat kolonial Belanda. Kami akan terus kaji dan mudah-mudahan bisa ditingkatkan untuk mewujudkan swasembada gula,” ujarnya.
Raners, dulu 1 hektare bisa panen 14 ton tebu, sekarang cuma 10 ton per hektare. Turun 4 ton! Ini jadi tantangan sekaligus peluang.
Dari Gula Konsumsi ke Energi Nasional
Fokus Mentan bukan cuma ke gula konsumsi. Pemerintah juga menargetkan peningkatan produksi gula industri demi menekan impor gula yang selama dua tahun terakhir membengkak nyaris Rp100 triliun.
Bayangin, angka segitu cukup buat bangun ribuan sekolah atau irigasi desa. Jadi bukan cuma soal ekonomi, tapi juga kedaulatan pangan dan energi.
“Itu untuk fokus tebu, moga-moga dua tiga tahun, paling lambat empat sampai lima tahun Indonesia bisa meraih swasembada gula nasional, mudah-mudahan,” ucap Amran penuh optimisme.
Irigasi Presisi, Solusi Cerdas Tebu
Dalam kunjungan itu, Kementan juga menyerahkan bantuan program Irigasi Manis—sistem irigasi presisi dan hemat energi untuk kebun tebu.
Langkah ini diklaim bisa meningkatkan efisiensi penggunaan air, energi, hingga produktivitas lahan petani. Kalau dijalankan merata, potensi untuk mengejar target swasembada jelas terbuka lebar.
Lebih dari Sekadar Gula
Kementan juga menegaskan bahwa sektor tebu bukan cuma urusan dapur, tapi juga ketahanan energi, penyerapan tenaga kerja, dan penggerak ekonomi desa.
Artinya, gula bukan sekadar manis di lidah. Tapi juga manis buat masa depan.
Raners! Kalau langkah ini sukses, Indonesia nggak cuma bebas impor gula, tapi juga jadi contoh bagaimana ketahanan pangan dan energi bisa dimulai dari ladang rakyat.
Terus ikuti perkembangan transformasi pertanian kita hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
BJ | Foto: ANTARA/Zumrotun Solichah