Data Pasar Saham Indonesia

NTB Ungkit Fesyen dan Wisata dari Ekonomi Syariah: Subahnale, Simbol Kesabaran dan Inovasi

ekonomi syariah NTB
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyampaikan pidato singkat dalam ajang Lombok Sharia Festival di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (7/6/2025) malam. Foto: HO-Diskominfotik NTB

Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Ada kabar menggembirakan dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Gubernur Lalu Muhamad Iqbal meyakini bahwa ekonomi syariah bisa menjadi game changer bagi masa depan fesyen dan pariwisata halal Indonesia.

Dalam pernyataannya, Minggu (8/6/2025), Gubernur Iqbal menekankan bahwa potensi industri syariah di Indonesia masih sangat besar, apalagi jika dikolaborasikan dengan kekayaan kultural dan wastra lokal dari lebih 300 kultur di tanah air.

“Dengan kurang lebih 300 kultur yang ada di Indonesia, saya yakin di industri fesyen terutama kita pasti bisa membuat lompatan besar,” ujarnya optimistis.

Dari Panggung Dunia ke NTB

Iqbal menceritakan pengalamannya saat menghadiri sejumlah forum internasional. Ia melihat produk wastra dari NTB justru muncul di berbagai kegiatan global, menjadi simbol keunikan dan identitas lokal yang mendunia.

Lebih jauh, ia mengutip data bahwa nilai ekonomi syariah global diproyeksikan mencapai 4 triliun dolar AS, dengan lebih dari 70 persen bergerak di sektor keuangan dan sisanya di sektor non-keuangan seperti pariwisata dan fesyen.

“Peluang Indonesia untuk memberikan kontribusi lebih besar dalam ekonomi syariah sangat terbuka, termasuk melalui pengembangan industri pariwisata yang ramah terhadap umat Muslim,” ucapnya.

Ini bukan sekadar ambisi daerah, tapi ikhtiar untuk memposisikan NTB dalam peta industri halal global. Apalagi NTB punya modal kuat: ragam motif tenun ikat, termasuk yang sudah punya hak kekayaan intelektual (HAKI).

Subahnale: Tenun, Zikir, dan Kekuatan Jiwa

Raners, pernah dengar motif Subahnale? Motif ini bukan sekadar karya tenun dari Desa Sukarara, Lombok Tengah. Tapi juga doa yang tertanam dalam tiap helai benangnya. Motif Subahnale diambil dari ucapan Subhanallah, sebagai refleksi spiritual dari proses menenun.

Motif ini dikenal paling rumit di antara semua motif yang ada. Dibutuhkan kesabaran luar biasa, karena dalam prosesnya, para penenun harus benar-benar berserah diri kepada Tuhan agar hasilnya sempurna.

Saat tenun selesai, para penenun pun mengucap rasa syukur—Subhanallah, atau dalam dialek Sasak disebut Subahnale. Di situlah kearifan lokal menyatu dengan spiritualitas.

Motif ini kini bukan hanya warisan budaya, tapi juga aset strategis NTB untuk menembus pasar industri fesyen muslim global.

Raners! Langkah NTB ini bukan cuma soal tenun dan wisata. Ini tentang identitas, daya saing global, dan keberanian mengambil peran besar dalam ekonomi syariah dunia.

Terus ikuti perjalanannya hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.

DSK | Foto: HO-Diskominfotik NT

Rayakan 53 tahun Bluebird dengan promo spesial—perjalanan jadi makin nyaman dan hemat.

Promo 53 Tahun Bluebird
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x