Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Malam-malam di Bantul sejak awal Juni 2025 terasa berbeda. Bukan karena hiruk pikuk biasa, tapi karena gema takbir yang mengalun dari pelosok desa hingga jalan-jalan utama. Karnaval dan festival takbir Idul Adha 1446 Hijriah hadir bukan cuma sebagai tradisi, tapi juga syiar yang bermakna.
Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, menyaksikan langsung antusiasme masyarakat dalam Karnaval Takbir IRM Jambidan, Banguntapan, Sabtu (7/6/2025) malam.
“Karnaval takbir ini betul-betul luar biasa, dan semoga event ini membawa syiar yang positif khususnya bagi umat Islam Kabupaten Bantul,” kata Aris.
Dari tanggal 5 sampai 8 Juni 2025, festival takbir berlangsung di berbagai titik, seperti di Bangunjiwo Kasihan, Pleret, Sriharjo Imogiri, hingga Trimulyo Jetis. Beberapa di antaranya menyuguhkan parade unik seperti Festival Ukhuwah dan Gema Takbir di Kanggotan Pleret serta takbir keliling Karang Taruna Sultan Agung Wonokromo.
Takbir Bukan Sekadar Arak-arakan
Raners, gema takbir memang indah. Tapi lebih dari itu, ia adalah pengingat makna spiritual. Hal ini ditekankan langsung oleh Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.
“Jadi fokuslah ketika kita bertakbir menyampaikan Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar itu mengagungkan Tuhan pada diri kita masing-masing. Ini prinsipnya begitu,” kata Bupati Halim.
Beliau juga menekankan pentingnya menjaga niat saat melakukan takbir keliling—bukan ajang kebisingan atau ugal-ugalan, apalagi disalahgunakan.
“Saya mengajak masyarakat mengagungkan Tuhan, membesarkan nama Tuhan, maka tentu saja tidak boleh mengacau apabila mabuk-mabukan, apalagi dengan suara yang mengganggu melalui pengeras suara dengan volume keras,” katanya menegaskan.
Seruan untuk Generasi Muda
Bupati Halim pun menyampaikan seruan khusus untuk anak-anak muda Bantul agar kembali kepada makna sejati takbir—bukan sekadar ikut-ikutan.
“Bertakbir di masjid, mushola, rumah tidak kalah mulia, maka saya selaku Bupati menyerukan hal ini semata-mata mengembalikan tujuan bertakbir, tidak boleh ada yang mengganggu kenyamanan, keamanan masyarakat,” tutupnya.
Raners! Di tengah gegap gempita perayaan, syiar takbir dari Bantul ini menyuarakan pesan sederhana: kembali ke makna, rayakan dengan hati. Karena sejatinya, gema takbir bukan tentang seberapa besar speaker, tapi seberapa dalam gema itu menggema di hati kita.
Terus ikuti spirit kebaikan dari daerah-daerah hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
RK | Foto: HO-Kominfo Bantul