Info Terkini dari Ranah Publik, Surabaya – Raners! Provinsi Jawa Timur kembali menorehkan prestasi nasional. Hingga akhir Mei 2025, Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) Kelompok Tani Hutan (KTH) Jatim mencapai Rp497,9 miliar atau 52,18 persen dari total nasional. Ini bukan angka biasa. Ini sinyal kuat bahwa ekonomi rakyat berbasis hutan benar-benar hidup dan tumbuh di Bumi Majapahit.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun langsung mengapresiasi seluruh elemen yang terlibat, terutama para penyuluh kehutanan di 38 kabupaten/kota.
“Alhamdulillah hingga Mei 2025, catatan NTE KTH Jawa Timur selalu konsisten sebagai yang tertinggi se-Indonesia. Tentu ini buah kerja keras berbagai pihak khususnya para petugas penyuluh kehutanan di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur,” ujar Khofifah dalam keterangan resminya, Sabtu (7/6/2025).
Usaha Kerakyatan yang Menjaga Hutan
Raners, angka fantastis ini bukan semata urusan cuan. Tapi juga jadi indikator keberhasilan program perhutanan sosial dan usaha hutan rakyat. Program ini berhasil memberdayakan masyarakat sekitar hutan tanpa merusak alam.
“Para penyuluh kehutanan ini tugasnya sangat mulia. Mereka terus mendorong masyarakat untuk terus produktif namun tetap menjaga kelestarian hutan di mana mereka tinggal,” ujar Khofifah lagi.
Bisa dibilang, peran KTH di Jatim adalah contoh hidup dari ekonomi lestari. Masyarakat bisa memanen manfaat hutan, tanpa harus menebang masa depan.
Arah Baru: Hilirisasi dan Ekspor
Khofifah juga mengingatkan pentingnya hilirisasi produk KTH agar masyarakat nggak cuma berhenti di produksi, tapi juga menikmati nilai tambah secara langsung.
Pemprov Jatim, katanya, sudah menyiapkan program kredit lunak serta fasilitasi ekspor untuk memperluas pasar dan memperkuat daya saing produk KTH.
“Pemprov juga bantu lewat pembiayaan dan akses pasar. Intinya, ekonomi rakyat harus terkoneksi langsung ke pasar luas,” begitu terang tim Dinas Kehutanan Jatim yang kami hubungi terpisah.
Sebagai catatan, Jatim juga menyabet penghargaan dari Kementerian Kehutanan atas capaian NTE KTH tertinggi nasional tahun 2024 yang mencapai Rp619,9 miliar.
Raners! Di balik angka Rp497,9 miliar ini, ada semangat gotong royong, keberlanjutan, dan keberpihakan pada masyarakat akar rumput. Semoga daerah lain bisa belajar dari Jatim bahwa hutan nggak harus dibabat untuk bisa menghidupi rakyat.
Terus ikuti perkembangannya hanya di Ranah Publik, Berita Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: HO-Biro Adpim Jatim
