Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Meski sekolah lagi libur panjang, tapi satu aturan ini tetap nggak libur: jam malam bagi pelajar. Pemerintah Kota Bandung memastikan patroli pengawasan tetap berjalan, bahkan di akhir pekan sekalipun.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan bahwa program ini bukan soal membatasi anak-anak, melainkan membiasakan hidup sehat dan teratur.
“Tetap, hari libur juga kita laksanakan sampai jam 9 malam. Sabtu sampai Minggu juga jalan terus. Pokoknya, intinya ini kegiatan sangat positif, karena kalau anak-anak ini kurang tidur, pasti tidak akan sehat,” kata Erwin di Bandung, Sabtu (7/6/2025).
Disiplin Waktu, Disiplin Ibadah
Menurut Erwin, pembiasaan jam malam ini secara nggak langsung juga berdampak pada pola ibadah dan kedisiplinan pelajar. Ia menyebut kebijakan tersebut akan menstimulasi anak-anak untuk terbiasa bangun pagi dan menjalani rutinitas spiritual sejak dini.
“Karena ini akan mendisiplinkan anak-anak kita. Selain itu, bakal menjadi sehat, juga pasti mereka akan menjalankan ibadah dimulai dari tahajud, shalat subuh dan seterusnya. Disiplin waktu ini memang sangat ditentukan,” jelasnya.
Kalau dipikir-pikir, Raners, dalam situasi sekarang, jam malam bukan cuma soal menjaga anak-anak tetap di rumah, tapi juga mengembalikan fokus pada kesehatan mental dan jasmani mereka yang sempat tercerai-berai selama pandemi dan era digital ekstrem.
Berdasarkan Instruksi Gubernur
Program ini sendiri merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 51/PA.03/DISDIK tanggal 23 Mei 2025. Isinya tentang pembatasan aktivitas malam bagi peserta didik, mulai pukul 21.00 WIB.
Pemkot Bandung langsung menyambut kebijakan tersebut. Bahkan sejak Senin (2/6), patroli sudah digelar, menyasar titik-titik yang biasa jadi tongkrongan pelajar saat malam tiba.
Ada Pengecualian, Bukan Pembatasan Kaku
Namun jangan salah paham dulu, Raners. Kebijakan ini tetap memperhatikan fleksibilitas. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyampaikan bahwa pelajar yang ikut kegiatan resmi sekolah, kegiatan keagamaan yang diketahui orang tua, atau sedang dalam kondisi darurat tidak dikenakan aturan ketat ini.
“Kita tidak ingin anak-anak terlibat dalam kegiatan negatif. Jam malam ini adalah bentuk kepedulian, bukan pembatasan semata,” ujar Farhan.
Nggak Asal Tegas, Tapi Perlu Sinergi
Farhan juga meminta seluruh ASN dan pihak sekolah untuk ikut menegakkan aturan ini tanpa menciptakan kesan otoriter. Kunci utamanya adalah komunikasi dan kolaborasi, terutama dengan para orang tua.
Raners! Kadang yang sederhana seperti tidur tepat waktu justru bisa mencetak generasi tangguh. Daripada dibiarkan berkeliaran tanpa arah di malam hari, bukankah lebih baik kita bantu mereka mengenal batas, mengenal sehat?
Terus pantau kebijakan remaja dan pendidikan hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
RK | Foto: ANTARA/Rubby Jovan
