Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Transformasi besar terjadi di tubuh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). Setelah resmi mengakuisisi mayoritas saham Bank Victoria Syariah (BVIS) senilai Rp1,5 triliun, BTN kini memantapkan langkah menuju peluncuran bank umum syariah (BUS) baru yang lebih segar, digital, dan membidik segmen loyal: konformis dan konservatif.
“Namun untuk bisa masuk ke segmen ini, perlu adanya perbaikan-perbaikan di sisi teknologi digital, supaya segmen konformis ataupun konservatif memang mau ber-bank di bank syariah yang baru kita miliki ini. Itu menjadi target utama,” ujar Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, Kamis (5/6/2025).
BTN tak hanya bicara akuisisi, tapi juga menyusun rencana bisnis lima tahun ke depan untuk menjadikan BUS ini sebagai bank syariah terbesar kedua di Tanah Air, tepat di bawah PT Bank Syariah Indonesia (BSI).
Digital, Tapi Tetap Mengakar di Syariah
Raners, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengungkap bahwa BUS baru akan lebih fokus ke consumer dan retail banking. Artinya, layanannya akan menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat—bukan korporasi besar.
“Jadi jangan diharapkan dulu masuk corporate banking. Tidak, tapi lebih ke consumer banking dan retail banking dengan lebih digital di dunia syariah,” tegas Nixon.
Fokus utama masih tetap pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berbasis syariah, yang selama ini jadi kekuatan BTN Syariah. Namun, layanan lain seperti tabungan emas dan cicil emas juga bakal dikembangkan.
Gak Perlu Tunggu Cabang Baru
Untuk mempercepat penetrasi pasar, Nixon menyebut bahwa semua cabang BTN akan menghadirkan layanan syariah. Ini langkah strategis karena membuka cabang baru butuh proses perizinan yang panjang.
“Itu sangat dimungkinkan untuk mempercepat proses penetrasi mereka di market,” katanya.
Selain itu, SDM berbasis teknologi akan diperkuat. Ini karena target utama BUS baru adalah mengembangkan layanan syariah digital inklusif, khususnya yang bisa diakses segmen konformis-konservatif yang selama ini setia tapi butuh pengalaman digital yang lebih baik.
Menuju KBMI II
Target spin-off BTN Syariah sendiri dijadwalkan rampung pada Oktober atau November 2025, sehingga BUS baru hasil gabungan dengan BVIS bisa berdiri sendiri. Jika tuntas sesuai jadwal, bank ini akan masuk kategori Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) II.
BTN Syariah sendiri mencatatkan total aset Rp61,19 triliun per akhir Maret 2025. Angka ini menunjukkan kekuatan fundamental BTN dalam melahirkan bank syariah berskala nasional.
Raners! Lahirnya bank syariah digital baru dari BTN bukan sekadar merger biasa. Ini sinyal bahwa ekosistem perbankan syariah Indonesia akan semakin kompetitif, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Terus ikuti transformasinya hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: ANTARA/Rizka Khaerunnisa