Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Guru (GTKPG) resmi menyiapkan 4.000 kandidat guru untuk mendukung berdirinya Sekolah Rakyat di 100 lokasi seluruh Indonesia.
Langkah ini disampaikan langsung oleh Dirjen GTKPG Nunuk Suryani dalam agenda dialog bersama Fortadik, Rabu (4/6/2025), di Aula Gedung D Kemendikdasmen.
“Untuk Sekolah Rakyat yang akan berdiri di 100 lokasi, jumlah kebutuhan guru diperkirakan mencapai 1.514 guru dan kami yang akan menyiapkan kandidatnya. Jadi dari kandidat kami, yakni guru yang sudah bersertifikat pendidik, itu kami akan siapkan 3 kali lipat jumlahnya untuk diseleksi oleh Mensos,” jelas Nunuk.
Guru Baru, Visi Baru
Raners, 4.000 guru itu bukan sembarang orang. Mereka adalah lulusan baru yang telah mengantongi sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (PPG), namun hingga kini belum memiliki tempat mengajar tetap.
Kebijakan ini sekaligus menjawab tantangan pemerataan guru tanpa mengganggu sekolah yang sudah berjalan.
“Mereka para guru ini nanti kan harus tinggal di asrama mendampingi anak-anak tadi dengan paradigma baru sehingga akan sulit kalau mereka sudah senior,” ujar Nunuk.
Poin pentingnya: Sekolah Rakyat butuh guru yang bukan hanya pintar ngajar, tapi siap hidup bareng siswa, mendampingi penuh waktu.
Bukan Redistribusi, Tapi Rekrutmen Fokus
Nunuk menegaskan bahwa program ini tidak akan memakai skema redistribusi guru dari sekolah lain.
Artinya, guru yang sudah punya penempatan tetap nggak akan ditarik, sehingga nggak mengganggu proses belajar mengajar tahun ajaran yang sedang berjalan.
“Kami siapkan guru baru dengan kompetensi sesuai dan bisa hidup dengan anak-anak di asrama. Ini bukan sekadar penempatan, tapi penanaman nilai dan pendampingan,” katanya.
Siapa Siswa Sekolah Rakyat?
Sekolah Rakyat adalah program sosial pendidikan yang dirancang oleh Kementerian Sosial (Kemensos) dan akan mulai beroperasi mulai Juli 2025.
Targetnya jelas: anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, yang terdata dalam Desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Dengan pendekatan inklusif, pendidikan kontekstual, dan kehidupan bersama di asrama, program ini digadang-gadang jadi lompatan signifikan dalam transformasi layanan pendidikan untuk keluarga prasejahtera.
Raners! Pendidikan bukan cuma soal ruang kelas. Ini tentang kehadiran, kepekaan, dan keberanian membangun generasi lewat sistem yang lebih manusiawi.
Ikuti terus kabar perekrutan guru Sekolah Rakyat hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
RK | Foto: ANTARA/Hana Kinarinaz