Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Indonesia boleh bangga sebagai salah satu produsen telur terbesar dunia, namun ironisnya, hampir setengah penduduk negeri ini masih belum terpenuhi kebutuhan proteinnya. Fakta ini mengkhawatirkan yang menjadi titik tolak lahirnya kebijakan revolusioner dari Kementerian Pertanian.
Dengan dukungan penuh dari seorang akademisi senior, Prof. Dr. Ir. H. Ali Agus, DAA, DEA, IPU, ASEAN Eng., yang kini menjabat sebagai Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan.
Dimana beliau juga berpengalaman lebih dari 35 tahun di bidang riset dan inovasi peternakan, Prof. Ali merancang roadmap swasembada protein hewani Indonesia 2025–2035.
Ini sebuah langkah strategis yang tidak hanya memotret kondisi kekurangan gizi nasional, tetapi juga menjadi tulang punggung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Dari Jerami Hingga Roadmap Nasional
Raners! Tansformasi besar ini berakar dari riset sederhana di laboratorium—tepatnya terkait fermentasi jerami padi—yang dikembangkan Prof. Ali sejak menjadi dosen muda di Fakultas Peternakan UGM.
Inovasi ini berkembang menjadi teknologi pakan revolusioner, salah satunya adalah “burger pakan” alias Fermented Complete Feed.
Teknologi yang memungkinkan efisiensi tinggi dalam pemberian pakan sapi maupun domba, terutama saat musim paceklik.
“Ketika pakan sudah tidak menjadi masalah, maka memelihara sapi atau domba dalam jumlah besar tak lagi sulit,” ujar Prof. Ali.
Sesungguhnya di balik kalimat itu, tersimpan harapan besar agar peternakan Indonesia bisa mandiri dan kompetitif di pasar global.
Indonesia, Raksasa Tersembunyi Protein Dunia
Dan nggak banyak yang tahu, Indonesia adalah produsen telur ayam terbesar ketiga di dunia dan telah mencapai swasembada untuk daging ayam broiler.
Lagi – lagi, ironiny, rata-rata konsumsi protein nasional baru 62 gram per kapita per hari, jauh tertinggal dari negara tetangga.
Untuk itulah, swasembada protein bukan hanya impian, tapi keniscayaan untuk menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas SDM.
Bahkan Prof. Ali sudah lama menyuarakan isu ini. Dimana pada 2012, ia menerbitkan buku “Jihad Menegakkan Kedaulatan Pangan”, yang menggambarkan semangatnya mengawal isu ketahanan pangan dari Bulaksumur ke Istana Negara.
Koperasi dan SDM: Dua Pilar Transformasi
Tak cukup hanya dengan teknologi, Prof. Ali juga menekankan pentingnya kelembagaan koperasi seperti di Skandinavia dan Selandia Baru.
“Spirit koperasi adalah gotong-royong, berbagi beban dan peran,” ungkapnya.
Model koperasi multipihak ini diyakini akan menjadi pengungkit besar dalam pengembangan ekosistem peternakan nasional yang terintegrasi.
Selain itu, ia juga menjadi pionir dalam menyiapkan SDM unggul dengan membentuk Program Profesi Insinyur Peternakan pertama di Indonesia.
Baginya, ketahanan pangan tak mungkin dicapai tanpa tenaga profesional yang menguasai rantai produksi protein dari hulu ke hilir.
Indonesia Emas 2045
Oleh karena itu, Prof. Ali melihat peluang besar dalam momentum politik saat ini. Dengan komitmen kuat dari pucuk pimpinan negara, ia meyakini Indonesia bisa menjadi kekuatan protein hewani dunia.
Stunting yang selama ini menjadi momok bisa ditekan dengan pemenuhan protein hewani melalui konsumsi daging, telur, dan susu.
“Kalau SDM kita unggul, kita bukan hanya dapat bonus demografi, tapi juga bonus ekonomi,” tandasnya.
Harapannya pun tegas : menjadikan Indonesia bukan lagi negara pengimpor pangan, tetapi eksportir protein hewani dengan generasi unggul yang sehat dan cerdas.
Raners ! Perjalanan Prof. Ali Agus selama 35 tahun membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan dedikasi bisa mengubah arah kebijakan nasional.
Dari jerami menjadi burger pakan, dari ruang kelas ke ruang kebijakan, ia terus menjembatani akademik dengan kebutuhan bangsa.
Di tangannya, masa depan ketahanan pangan Indonesia bukan sekadar wacana, melainkan misi nyata yang tengah diwujudkan.
Ikuti perkembangan terbaru Berita dan Informasi dari Ranah Publik—karena di sinilah tempat nyaman untuk inspirasi, dan kabar yang membangun semangat negeri.
)**AWN33/ Foto Ist