Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Suasana penuh kehangatan dan keakraban mewarnai momen penting peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini. Di balik prosesi resmi di Gedung Pancasila, Senin (2/6/2025), ada satu momen yang menyita perhatian: pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri.


Bukan sekadar bertemu dalam protokoler, keduanya tampak bercanda akrab dan saling berbisik, menghadirkan kesan kekeluargaan yang jarang tersorot dalam dinamika politik nasional belakangan ini.
“Suasana pertemuan di antara Presiden Prabowo dan Presiden kelima Republik Indonesia, Ibu Megawati Soekarnoputri, berlangsung sangat akrab. Penuh kekeluargaan dan saling banyak bercanda,” ujar Ketua MPR RI Ahmad Muzani kepada awak media usai upacara.
Saling Sapa, Saling Hormat
Raners, suasana ruang tunggu Gedung Pancasila saat itu seolah jadi ruang rekonsiliasi informal. Muzani menyebut dirinya menyaksikan langsung bagaimana dua tokoh sentral bangsa itu bertegur sapa, bersalaman, hingga berbicara santai sebelum upacara dimulai.
“Keakraban, kekeluargaan penuh mewarnai dan menjadi pemandangan di depan mata kami. Sekarang itu kami bersyukur, bergembira dan bersenang karena pemimpin-pemimpin bangsa semuanya saling tegur sapa, saling bersalaman dan saling ngobrol,” lanjut Muzani.
Meskipun isi bisikan mereka tak diketahui secara pasti, momen ini tetap jadi isyarat penting: bahwa narasi persatuan dan kebersamaan tak hanya berhenti di podium pidato, tapi hidup dalam interaksi nyata para pemimpin.
Barisan Pemimpin di Momen Sakral
Siaran langsung dari kanal YouTube Sekretariat Presiden memperlihatkan formasi menarik sebelum upacara dimulai. Presiden Prabowo, Megawati, dan Wapres Gibran berjalan beriringan keluar dari ruangan yang sama, lalu berdiri dalam satu barisan di depan Lapangan Upacara Kementerian Luar Negeri.
Prabowo, yang mengenakan setelan jas abu-abu dan peci hitam, berdiri paling depan sebagai Inspektur Upacara, menghadap Komandan Upacara Kolonel Marinir Achmad Hadi Al-Hasny. Sementara Megawati mengenakan kemeja putih dengan lencana BPIP di lengan kirinya, diapit Gibran yang juga tampak rapi dengan kemeja putih dan peci hitam.
Sinyal Kebersamaan di Tengah Perbedaan
Bagi sebagian pengamat, kehadiran bersama Prabowo dan Megawati dalam satu barisan — lengkap dengan gesture hangat — bisa menjadi isyarat politik yang penting, terlebih menjelang pembentukan kabinet baru.
Namun di balik itu semua, yang lebih penting adalah pesan simbolik bahwa di atas perbedaan, para pemimpin bangsa tetap menjunjung Pancasila sebagai nilai pemersatu. Suasana cair antara Prabowo dan Megawati di Hari Lahir Pancasila adalah refleksi konkret dari sila ketiga: Persatuan Indonesia.
Raners! Kadang, satu momen kecil bisa memuat pesan besar. Ketika dua tokoh besar politik kita bisa saling sapa dan bercanda di Hari Lahir Pancasila, semoga jadi pengingat bahwa bangsa ini selalu butuh ruang damai, bukan hanya ruang debat.
Semangat Pancasila bukan cuma soal simbol, tapi juga soal tempat kita berdiri dan mencari tahu. Yuk, terus bareng di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: Instagram/@ahmadmuzani2