Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Di tengah gelombang globalisasi yang makin deras, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya menguatkan kembali nilai-nilai kearifan lokal sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia. Hal itu disampaikan dalam kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Jumat (30/5/2025).
Tantangan Global, Solusi dari Akar Budaya Sendiri
Menurut Fadli, pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga panggilan bagi generasi muda sebagai penjaga masa depan bangsa.
“Di tengah globalisasi, kita menghadapi tantangan besar dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan. Generasi muda harus mampu untuk menjadi garda terdepan dalam memastikan kebudayaan nasional tetap relevan di tengah perubahan zaman,” ujarnya.
Ia menyoroti kekayaan budaya Kalimantan Timur sebagai contoh konkret kekuatan kearifan lokal yang masih hidup, mulai dari lukisan gua Sangkulirang, jejak Kerajaan Kutai, hingga tradisi seperti Tana Ulen, Pelas Tahun, Handep, dan Mapalus.
Kementerian Kebudayaan Fokuskan Harmoni Alam, Budaya, dan Manusia
Fadli menegaskan bahwa Kementerian Kebudayaan kini berdiri sebagai entitas mandiri untuk pertama kalinya sejak 79 tahun Indonesia merdeka. Fokusnya adalah memperkuat harmoni antara manusia, alam, dan budaya sebagai dasar mewujudkan masyarakat adil makmur.
“Warisan budaya Indonesia harus dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat identitas nasional, perekat dan pemersatu bangsa, serta memperkaya peradaban dunia,” tegasnya.
Hal ini, lanjut Fadli, sejalan dengan Pasal 32 UUD 1945 yang menegaskan bahwa negara wajib memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia, serta menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai budayanya.
Dana Indonesiana dan Visi Indonesia Sebagai Ibu Kota Kebudayaan Dunia
Dalam paparannya, Fadli juga menyampaikan pentingnya memaksimalkan Dana Indonesiana—dana abadi kebudayaan sebesar Rp5 triliun yang kini dapat diakses oleh individu, komunitas, dan lembaga dalam 11 kategori pendanaan.
Ia berharap Kalimantan Timur dapat memperbanyak museum sebagai jendela peradaban lokal, dan semakin banyak generasi muda yang terlibat aktif dalam proses pemajuan kebudayaan.
“Kita memiliki visi besar yaitu memperkuat narasi bahwa Indonesia adalah Ibu Kota Kebudayaan Dunia, melalui Reinventing Indonesian Identity. Sebuah cita-cita yang hanya dapat dicapai dengan kontribusi dan komitmen dari seluruh elemen bangsa,” ujarnya.
Raners! Di tengah derasnya arus budaya luar, mengakar pada nilai sendiri bukan berarti mundur. Justru dari kearifan lokal, bangsa ini bisa melangkah lebih percaya diri sebagai pemimpin peradaban dunia. Untuk tahu langkah nyata pemajuan budaya di berbagai daerah, pantengin terus Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: HO Kementerian Kebudayaan