Data Pasar Saham Indonesia

Dari Rimbaud ke Ratna Mohini: Macron Ungkap Jejak Cinta Seniman Prancis pada Indonesia

Emmanuel Macron Indonesia
Momen Jamuan Makan Malam Presiden Prancis Emmanuel Macron, Istana Negara, 28 Mei 2025. Foto: Tangkapan Layar Youtube/@SekretariatPresiden

Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Dalam balutan jamuan kenegaraan yang hangat di Istana Negara, Rabu malam (28/5/2025), Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan sesuatu yang lebih dari diplomasi biasa. Ia mengajak hadirin menelusuri jejak para maestro, pujangga, hingga fotografer legendaris asal Prancis—yang ternyata sudah jatuh cinta pada Indonesia jauh sebelum republik ini merdeka.

“Kedekatan yang saya rasakan di antara kita malam ini bukanlah suatu kebetulan. 12.000 kilometer (jarak) memisahkan dua ibu kota metropolitan kita, tetapi kita tetap terhubung oleh angin sejarah dan napas takdir bersama kita,” ucap Macron dalam pidatonya.

Raners, ini bukan sekadar puisi retoris. Macron menyebut langsung nama-nama besar yang karya dan hidupnya pernah bersentuhan langsung dengan tanah Nusantara.

Rimbaud, Sang Penyair Liar di Jalanan Salatiga

Nama Jean Nicolas Arthur Rimbaud, penyair nyentrik dan revolusioner, jadi salah satu tokoh yang dibangkitkan Macron malam itu. Siapa sangka, penyair modern paling berpengaruh dari Prancis ini pernah menginjakkan kaki di Jakarta, Semarang, hingga Salatiga sebagai serdadu KNIL.

“Di antara mereka yang mencintai tanah air anda, ada penyair Arthur Rimbaud, yang bermimpi di jalan-jalan Kota Semarang, jantung dari tanah Jawa, sampai ke Tuntang dan Salatiga,” kata Macron.

Rimbaud ditugaskan ke Salatiga pada 1876 tapi kabur sebelum sempat ke Aceh. Kisah pelariannya dari Stasiun Ambarawa hingga kembali ke Eropa masih jadi misteri sejarah. Kini, di pintu rumah dinas Wali Kota Salatiga bahkan terpasang plakat penghormatan untuk penyair ini.

Gamelan untuk Debussy, Tari Bali di Mata Cartier-Bresson

Macron juga menyebut Claude Debussy, salah satu komponis klasik paling berpengaruh di Eropa, yang terinspirasi dari musik gamelan Jawa saat melihat pertunjukan di Paris pada 1889.

“(Debussy) menghembuskan suara puisi kepulauan anda ke dalam musik barat,” ungkap Macron.

Lalu ada Henri Cartier-Bresson, sang legenda fotografi dunia, yang mengabadikan keanggunan tarian Bali. Bahkan, menurut Macron, tarian yang paling indah di matanya adalah tarian dari istrinya sendiri, Ratna Mohini, seorang perempuan Indonesia.

“Henri Cartier-Bresson mengabadikan keanggunan tarian Bali melalui lensanya, serta tarian yang paling indah di matanya, yaitu tarian yang dibawakan istrinya, Ratna Mohini,” lanjutnya.

Jejak Rakyat Hingga Seniman: “Sedikit-sedikit, Lama-lama Jadi Bukit”

Gak hanya seniman besar, Macron juga menyebut bahwa pelajar, peneliti, insinyur, hingga pengusaha Prancis telah lama menapaki jalan yang sama menuju Indonesia.

Ia menyimpulkan kedekatan dua bangsa ini dengan satu pepatah Indonesia yang dilafalkannya langsung:

“Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit.”

Sebuah pernyataan sederhana, tapi penuh makna. Karena jejak persahabatan antarmanusia seringkali tumbuh dari cerita-cerita kecil, dari rasa saling mengagumi, hingga akhirnya jadi pondasi relasi dua negara.

Raners! Diplomasi tak selalu soal angka dan dokumen. Kadang, kekuatan puisi, musik, dan foto bisa menumbuhkan simpati yang lebih dalam. Ketika seorang kepala negara mengenang Rimbaud, Debussy, dan Ratna Mohini dalam jamuan resmi, kita tahu bahwa persahabatan sejati tumbuh dari saling menghargai budaya satu sama lain. Terus ikuti cerita lintas sejarah dan peradaban hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.

DSK | Foto: Tangkapan Layar Youtube/@SekretariatPresiden

Rayakan 53 tahun Bluebird dengan promo spesial—perjalanan jadi makin nyaman dan hemat.

Promo 53 Tahun Bluebird
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x