Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta– Raners! Di tengah deretan tantangan sosial yang terus bergulir, Menteri Sosial Saifullah Yusuf membawa pesan tajam dan menyentuh: kekuatan sebuah bangsa bukan diukur dari banyaknya bantuan, tapi dari banyaknya orang yang bersedia mengabdi tanpa pamrih.
Pesan ini disampaikan kepada 285 pilar sosial, yang terdiri dari para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), TKSK, pekerja sosial, Tagana, Rehsos, Karang Taruna, hingga Pordam, dalam kunjungannya ke Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (26/5/2025).
“Pengabdian tanpa sorot lampu adalah keteladanan sejati. Bukan banyaknya bantuan yang membuat bangsa ini kuat, tetapi banyaknya orang yang rela mengabdi untuk mengangkat sesamanya,” kata Mensos Saifullah Yusuf.
Sekolah Rakyat, Harapan Baru untuk Anak KPM
Bukan sekadar seremonial, kunjungan ini juga menandai langkah penting dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat, yakni sekolah inklusif yang menyasar anak-anak dari keluarga termiskin – tercatat dalam Desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Mensos menekankan bahwa pendamping PKH dan pilar sosial lainnya punya peran kunci dalam menjaring anak-anak KPM agar bisa mengenyam pendidikan di sekolah ini.
“Tidak ada titipan. Tidak ada pungutan. Semua berdasarkan data. Pendamping punya amanah besar untuk menghadirkan keadilan lewat pendidikan,” tegasnya.
Dari situlah pentingnya validasi dan verifikasi data DTSEN—karena satu kesalahan data, bisa berarti satu anak kehilangan haknya untuk bermimpi.
Sekolah yang Tumbuh dari Niat Bersih
Raners, Sekolah Rakyat tahap awal akan menampung 100 siswa, dan dikembangkan menjadi 300 siswa saat pembangunan gedung baru rampung. Sementara ini, proses belajar akan berlangsung di gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang direnovasi Kementerian PUPR.
Untuk jangka panjang, Pemkab Banjarnegara telah menyediakan lahan 7 hektare di Kelurahan Wangon sebagai lokasi SMP Sekolah Rakyat. Komitmen ini menunjukkan bahwa masa depan anak-anak miskin ekstrem tidak lagi hanya sebatas janji.
Bupati Banjarnegara Amalia Desiana pun menyatakan dukungannya secara penuh.
“Terima kasih kepada Kementerian Sosial yang selalu hadir untuk masyarakat Banjarnegara,” ucapnya.
Pilar Sosial, Tulang Punggung Tanpa Seragam
Dalam setiap detail narasi ini, terlihat jelas: pendamping bukan hanya pelaksana program, tapi bagian dari perjuangan panjang melawan kemiskinan struktural.
Apa yang dibangun di Banjarnegara ini bukan cuma soal sekolah, tapi tentang membuka jalan baru lewat keadilan sosial yang berbasis data dan empati.
Raners! Di balik sepi ruangan-ruangan pelatihan, di balik verifikasi data yang tampak teknis, ada keteladanan senyap yang sedang mengubah nasib generasi. Terus ikuti cerita nyata dari daerah hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: HO-Biro Humas Kemensos