Info Terkini dari Ranah Publik, Pekalongan – Raners! Siaga bencana bukan hanya urusan petugas atau aparat saja. Di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, warga dan tenaga pendidik turun langsung belajar cara selamat dari gempa, banjir, hingga kebakaran lewat pelatihan mitigasi bencana.
Kerja sama antara Pemerintah Kota Pekalongan dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) ini menyasar semua kalangan, bahkan anak-anak inklusi. Gaya belajarnya? Disesuaikan, interaktif, dan pastinya edukatif!
“Mereka belajar mengenai tindakan yang tepat saat bencana terjadi yang dilanjutkan dengan simulasi gempa dan kebakaran,” kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kota Pekalongan, Dimas Arga Yudha, Sabtu (24/5/2025).
Dari Dewasa sampai Anak Inklusi: Semua Dapat Ilmu
Pelatihan ini dibagi menjadi dua kelas. Kelas pertama untuk peserta dewasa yang mempelajari jenis-jenis bencana dan cara bertindak saat situasi genting. Sedangkan kelas kedua dirancang khusus untuk anak-anak inklusi, yang diajak mengenal ancaman bencana lewat permainan edukatif.
“Kami berharap mereka bisa mengingat dan mempraktikkan langkah-langkah yang tepat jika terjadi bencana di lingkungan tempat tinggal mereka,” tambah Dimas.
Pendekatan seperti ini jadi pengingat bahwa kesiapsiagaan juga harus inklusif dan menyenangkan, Raners. Terutama agar anak-anak punya memori kuat dan refleks yang tepat saat bencana terjadi.
Pendidikan Aman Bencana: Bukan Wacana
Pelatihan ini sekaligus menjawab amanat dari Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019 tentang Satuan Pendidikan Aman Bencana. Artinya, sekolah memang wajib jadi tempat yang siap dan sadar risiko bencana, sesuai karakter wilayahnya.
“Kami berharap kegiatan seperti ini bisa diterapkan di seluruh sekolah agar anak didik tumbuh menjadi generasi yang tangguh dan siap menghadapi bencana,” ujar Dimas penuh semangat.
Karena Panik Itu Mahal
Senada dengan BPBD, Kepala Sanggar Kegiatan Belajar Kota Pekalongan, Bonari, menyebut pelatihan ini bukan sekadar formalitas. Melainkan bekal penting bagi peserta kejar paket, para pendidik, dan wali siswa.
“Edukasi ini penting karena sekolah adalah tempat berkumpulnya banyak orang. Saat terjadi bencana, penting untuk tidak panik dan mengetahui langkah awal yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko,” katanya.
Raners! Mewujudkan budaya sadar bencana memang nggak bisa sekali jadi. Tapi dari sini kita belajar, bahwa sekolah dan komunitas bisa jadi ujung tombak membentuk generasi tangguh, sadar risiko, dan siap selamat.
Yuk, terus ikuti kabar edukasi inspiratif lainnya hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
RK | Foto: HO-Humas Kota Pekalongan