Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Dalam suasana reflektif namun tegas, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) menyampaikan kuliah umum yang mengingatkan publik di Jakarta, Sabtu (24/5/2025) kemarin. Kalimat itu bukan hanya nasihat kosong, Raners. Tapi ditop — bahwa seorang pemimpin sejati bukan cuma harus berani, tapi harus paham betul kapan dan bagaimana mengambil keputusan.
“Seorang pemimpin harus segera mengambil kebijakan secara cepat dan tidak keliru. Jika keliru, persoalan negara tidak akan selesai,” ujar JK seperti dikutip dari keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (25/5/2025).
Kalimat itu bukan hanya nasihat kosong, Raners. Tapi ditopang oleh pengalaman panjang dan sejarah keputusan-keputusan besar saat Indonesia berada di ambang krisis.
Cepat Boleh, Tapi Harus Tahu Arah
JK menegaskan bahwa keberanian dalam mengambil keputusan nggak boleh hanya bermodal nekat. Harus ada kejernihan, penguasaan akar masalah, dan kepentingan publik sebagai fondasi.
“Hal itu penting agar pengambilan keputusan itu berani, tetapi tidak keliru,” lanjut JK.
Ia mencontohkan kebijakan Presiden AS Donald Trump yang dikenal sebagai Tarif Trump. Meski berani, JK menyebut langkah itu keliru karena tanpa pemahaman utuh terhadap dampaknya.
“Kebijakan tersebut justru merugikan rakyat dan pengusaha AS karena rakyat Amerika akan membeli barang-barang impor lebih mahal,” jelas JK, mengingatkan bahwa keberanian tanpa pemahaman bisa jadi bumerang.
Pemimpin adalah Nahkoda, Bukan Penumpang
Raners, ibarat kapal yang dihantam badai, seorang pemimpin nggak boleh panik apalagi lari dari tanggung jawab. JK menggunakan metafora ini untuk menjelaskan pentingnya ketenangan dan fokus saat menghadapi krisis.
“Ibarat kapal yang sedang berada di tengah badai, seorang pemimpin harus tetap tenang dan fokus bagaimana mencari solusi agar kapalnya tidak karam,” katanya.
Selain tenang, pemimpin juga harus pandai berkomunikasi, menjaga emosi, dan mengandalkan pengalaman sebagai bekal utama. Karena, menurut JK, pemimpin yang emosional sering kali terjebak dalam kebijakan yang gegabah.
Pengalaman Berbicara: Dari Poso ke BBM
JK pun membuka kembali lembaran sejarah pribadinya saat mendamaikan konflik di Poso, Ambon, dan Aceh, serta saat harus mengambil keputusan berat seperti menaikkan harga BBM dan minyak tanah, bahkan menghapus subsidi.
Uniknya, kenaikan harga tersebut — yang saat ini kerap memicu demo besar-besaran — saat itu bisa diterima dengan relatif tenang oleh masyarakat.
“Karena saat itu diumumkan pada saat menjelang puasa dan orang berpikir untuk aksi demo saat berpuasa. Jadi, itulah perlunya mengeluarkan kebijakan yang tepat dan strategis,” ungkap JK.
Bagi JK, timing dan sensitivitas publik adalah bagian dari strategi kepemimpinan yang tak bisa diabaikan. Sebab, keputusan yang strategis bukan hanya soal angka dan regulasi, tapi soal rasa dan waktu.
Raners! Dalam dunia yang makin tidak pasti, sosok seperti JK mengingatkan kita bahwa keberanian dan strategi bukan dua hal yang bertentangan. Pemimpin harus berani, tapi juga tahu kapan dan bagaimana caranya.
Pantau terus ulasan tokoh nasional lainnya hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
RK | Foto: HO-Tim Media Jusuf Kalla