Data Pasar Saham Indonesia

Di Balik Pidato, Ada Diplomasi: Puan Ajak China Aktif Bantu Palestina dan Stabilitas Asia Tenggara

Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani, menerima kunjungan resmi Perdana Menteri China, Li Qiang, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Foto: Anton/SuaraIndoNews

Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Kunjungan Perdana Menteri China, Li Qiang, ke Gedung DPR RI di Senayan, Minggu (25/5/2025), bukan sekadar diplomasi protokoler. Di balik sambutan resmi, ada pesan kuat dari Ketua DPR RI Puan Maharani: ajak China terlibat aktif dalam isu kemanusiaan dan stabilitas Asia Tenggara.

Puan menilai momen ini penting, karena bertepatan dengan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–RRT dan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA)—sebuah panggung simbolik sekaligus strategis.

“Saya berharap hubungan baik kedua negara ini dapat menjadi fondasi kuat bagi kerja sama saat ini dan masa depan,” kata Puan dalam sambutannya.

Lebih dari Simbolik: Pesan dari Gedung Warisan Soekarno

Raners, gedung tempat pertemuan itu bukan sembarang gedung. Gedung Nusantara adalah warisan ide Presiden Soekarno yang dirancang untuk Konferensi New Emerging Forces (CONEFO) pada 1965. Dengan latar historis ini, Puan menekankan makna kunjungan PM Li Qiang bukan hanya gestur politik biasa.

“Kunjungan ini mencerminkan itikad baik pemerintah RRT untuk memperkuat hubungan dengan rakyat Indonesia melalui wakilnya di DPR,” ujar Puan.

Fokus ke Stabilitas Asia Tenggara dan Palestina

Dalam dialog strategis tersebut, Puan menyerukan tiga poin penting kepada PM Li Qiang:

  • Tingkatkan kerja sama ekonomi dan investasi

  • Dukung stabilitas kawasan melalui peran aktif di ASEAN

  • Bersikap tegas dalam isu kemanusiaan global

Yang paling tajam, Puan menyoroti tragedi kemanusiaan di Gaza.

“Saya sangat khawatir dengan korban yang terus berjatuhan dan kelaparan di Gaza. Saya harap China mendesak Israel menghentikan serangan dan membuka blokade bantuan kemanusiaan,” tegasnya.

Permintaan itu pun langsung dijawab PM Li Qiang. China, menurutnya, tetap konsisten mendukung solusi dua negara dan siap bekerja sama dengan Indonesia untuk mendorong gencatan senjata di Gaza.

“Kami meminta dukungan kepada RRT untuk membuka blokade bantuan kemanusiaan dan agar perang di Gaza bisa segera berakhir,” kata Puan dalam konferensi pers setelah pertemuan.

Dari Mao Zedong ke Li Qiang: Diplomasi yang Terus Hidup

Puan juga menyentil sejarah panjang hubungan Indonesia–China, dimulai dari persahabatan Soekarno dan Mao Zedong. Ia berharap semangat ini terus diwariskan dan membawa manfaat konkret untuk rakyat kedua negara.

“Hubungan ini sudah terjalin sejak dulu. Yang Mulia Li Qiang menyatakan hubungan itu dimulai dari persahabatan Yang Mulia Mao Zedong dengan Presiden Soekarno,” katanya.

Dan jangan lupa, Raners! Puan menekankan pentingnya kerja sama antar parlemen sebagai penyokong kebijakan pemerintah di tengah tantangan global.

“Tantangan global yang semakin kompleks memerlukan sinergi antara pemerintah dan parlemen,” jelasnya.

Bukan Cuma Pidato, Tapi Langkah Nyata

Sebelum menyambangi DPR, PM Li Qiang juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara. Hasilnya? 12 bentuk kerja sama disepakati, mencakup:

  • Ekonomi

  • Kesehatan

  • Pariwisata

Bahkan, empat kesepakatan di antaranya langsung diteken dalam bentuk MoU.

Raners! Di era tantangan global, diplomasi bukan cuma soal meja bundar dan foto bersama. Tapi juga tentang siapa bersuara untuk kemanusiaan, siapa bertindak untuk stabilitas, dan siapa menghidupkan kembali semangat solidaritas antarbangsa.

Ikuti terus pergerakan diplomasi Indonesia hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.

Foto: Anton/SuaraIndoNews

Rayakan 53 tahun Bluebird dengan promo spesial—perjalanan jadi makin nyaman dan hemat.

Promo 53 Tahun Bluebird
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x