Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Di tengah ketidakpastian global yang makin menggigit, Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, menegaskan satu hal penting: ASEAN nggak bisa berjalan sendiri-sendiri.
Hal ini disampaikan saat ia menghadiri Pertemuan ke-25 Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AECC) di Malaysia, Minggu (25/5/2025). Suasana pertemuan yang sarat isu perdagangan itu jadi ajang penting untuk menyuarakan perlunya diplomasi ekonomi yang cerdas, negosiasi yang aktif, dan persatuan kawasan.
“Ekonomi global menghadapi risiko yang meningkat di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan,” ujar Mendag Budi membuka pernyataannya.
Jangan Reaktif, ASEAN Harus Adaptif
Mendag menyampaikan bahwa tantangan hari ini butuh strategi multi-lapis. Terutama untuk menghadapi trade diversion, dan dampak dari ketegangan dagang global yang kian meluas.
“Saya ingin menekankan betapa pentingnya diplomasi dan negosiasi proaktif untuk mengurangi sentimen negatif dan pengalihan perdagangan (trade diversion), serta menjaga stabilitas ekonomi global,” tegasnya.
Dua Strategi Kunci ASEAN
Dalam pidatonya, Budi Santoso membagi dua catatan strategis utama yang diambil dari diskusi kawasan:
1. Pendekatan Ganda ASEAN ke Dunia
ASEAN perlu diversifikasi mitra dagang dan maksimalkan perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang sudah dimiliki. Pendekatan ganda ini akan membantu negara-negara ASEAN tetap fleksibel dalam mengatur arus ekspor-impor.
2. Percepat Integrasi Regional
Di dalam ASEAN sendiri, perlu ada percepatan inisiatif penting seperti ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), termasuk penyelesaian ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) yang ditargetkan rampung dan ditandatangani saat KTT Ke-47 ASEAN Oktober 2025 nanti.
Jika ini berhasil, perdagangan intra-ASEAN diprediksi bakal melonjak tajam.
Waspadai Jurang Ketimpangan
Namun Budi juga mengingatkan satu hal penting, Raners—jangan sampai semangat bersaing justru menciptakan jurang baru antarsesama negara ASEAN. Apalagi saat restrukturisasi rantai pasok global membuat negara saling adu cepat menarik investasi.
“Sinergi, kolaborasi, dan persatuan ASEAN sangat penting dalam menghadapi tantangan geoekonomi saat ini dan masa depan. Hanya melalui kerja sama, kita dapat mengatasi tantangan multidimensi ini dan membuka jalan menuju ASEAN yang lebih tangguh dan makmur,” kata Mendag Budi menutup pernyataannya.
Raners! ASEAN sedang diuji. Persaingan makin ketat, peta dagang dunia berubah cepat. Tapi justru di sinilah kekuatan kolektif kawasan diuji. Pantau terus manuver diplomasi ekonomi Indonesia hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: HO-Kemendag RI