Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Era digital bukan hanya soal kecepatan akses dan teknologi canggih, tapi juga soal ketahanan informasi. Dan itulah yang kini jadi fokus pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Salah satu langkah utamanya? Memperkuat pertahanan terhadap disinformasi yang merajalela di ruang digital.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Nezar Patria menegaskan bahwa pemerintah sudah menyiapkan strategi khusus untuk membendung hoaks dan narasi sesat yang bisa mengancam demokrasi.
“Presiden menyerukan peningkatan ketahanan digital, kolaborasi lintas sektoral, dan penguatan komunikasi publik untuk memastikan bahwa kebohongan tidak mendikte wacana nasional kita,” kata Nezar dalam keterangannya, Rabu (21/5/2025).
Disinformasi Bukan Lagi Masalah Biasa
Raners, fenomena penyebaran hoaks ini bukan cuma soal salah informasi. Kalau dibiarkan, disinformasi bisa jadi ancaman serius bagi kepercayaan publik, stabilitas sosial, bahkan integritas demokrasi kita sendiri.
Dan itulah sebabnya pendekatan yang dilakukan pemerintah nggak bisa setengah-setengah. Nezar bilang, strategi nasional ini berbasis bukti dan proporsional, bukan sekadar memburu akun-akun sembarangan.
Kolaborasi: Media dan Masyarakat Sipil Turut Terlibat
Nezar juga menekankan bahwa dalam memerangi disinformasi, pemerintah nggak bisa bekerja sendirian. Salah satu mitra utama adalah industri pers nasional, yang disebutnya sebagai pilar demokrasi.
“Kami tengah mengembangkan pekerjaan deteksi yang lebih cerdas, mempromosikan dialog lintas batas, dan mengintegrasikan inisiatif pemeriksaan fakta ke dalam saluran layanan publik,” terang Nezar lebih lanjut.
Selain pers, komunitas masyarakat sipil juga diajak terlibat aktif. Ini artinya, pemantauan konten berbahaya bukan cuma tanggung jawab negara, tapi juga ruang partisipasi publik yang dibuka selebar-lebarnya.
Dari Nasional ke Regional: ASEAN Turut Bergerak
Bicara di FEALAC Journalist Dialogue 2025, Nezar juga menyinggung peran Indonesia di kancah internasional. Dalam forum yang bertajuk “Bridging Perspectives: The Role of Media in Navigating Truth and Disinformation”, ia menyampaikan bahwa kerja sama regional seperti di ASEAN sangat penting dalam mengatasi penyebaran berita bohong lintas negara.
“Pedoman ini merupakan bukti kerja sama dan aliansi yang solid dalam memerangi berita bohong di media,” tegas Nezar tentang pedoman pengelolaan informasi antarnegara ASEAN.
Jurnalis Amerika Latin Ikut Berdiskusi
Acara FEALAC ini diikuti jurnalis dari enam negara Amerika Latin seperti Argentina, Kolombia, Peru, hingga Uruguay. Dialog ini jadi ruang tukar perspektif media tentang cara melawan hoaks dan menjaga integritas informasi.
Raners! Ketahanan digital bukan sekadar jargon. Di era banjir informasi, kemampuan memilah mana yang fakta dan mana yang hoaks adalah senjata penting.
Yuk, kita jadi bagian dari masyarakat yang sadar informasi, dan jangan biarkan kebohongan mendikte kebenaran. Ikuti terus pembaruan seputar kebijakan digital hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
RK | Foto: HO-Kementerian Komdigi