Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Ada angin segar buat para calon pekerja migran asal Kepulauan Meranti, Riau. Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI) Christina Aryani menyatakan siap membantu penempatan warga Meranti ke sektor perkebunan di Malaysia secara legal dan terjamin.
Pernyataan ini disampaikan langsung saat menerima kunjungan Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Muzamil Baharuddin, ke kantor KemenP2MI, Rabu (21/5/2025). Muzamil datang membawa keresahan yang bukan hal baru: masalah migran ilegal yang masih merajalela di wilayahnya.
“Banyak pekerja migran dari Meranti itu masih ilegal. Mereka memakai paspor pelancong atau kunjungan ke sana,” kata Muzamil.
Ribuan Migran, Banyak yang Masih Tanpa Perlindungan
Menurut data yang ia bawa, sekitar 10 ribu warga Meranti bekerja di Malaysia. Sebagian besar di sektor perkebunan, konstruksi, manufaktur, hingga minyak dan gas. Tapi banyak dari mereka berangkat tanpa prosedur resmi.
“Nah, ini kita minta petunjuk bagaimana mereka bisa bekerja secara legal, sehingga mendapat hak-hak pekerja di Malaysia dan sudah ada petunjuk dari Bu Wamen untuk ditindaklanjuti,” imbuhnya.
Pernyataan ini bukan sekadar curhat, Raners. Muzamil datang langsung demi memastikan warganya bisa kerja dengan perlindungan hukum, bukan malah jadi korban eksploitasi karena status ilegal.
Jalur Resmi, Hidup Lebih Pasti
Wamen Christina langsung menyambut niat baik ini. Ia menekankan pentingnya mengikuti jalur legal melalui perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI).
“Dari pilot project kami diperlukan 200 orang, kami akan lihat kemungkinan memberikan kuota untuk Kabupaten Meranti, sekaligus sosialisasi kepada masyarakat di sana (Meranti) bahwa ada jalur legal yang bisa ditempuh untuk menjadi pekerja migran di luar negeri,” ujar Christina.
Christina bahkan berjanji akan bantu menegosiasikan langsung penempatan warga Meranti ke sektor perkebunan di Malaysia. Tapi nggak berhenti di sana, Raners. Ia juga membuka kemungkinan kuota baru di sektor kesehatan Singapura untuk warga Meranti yang siap dan terlatih.
Langkah ini seolah jadi sinyal kuat: bahwa pekerja migran Indonesia bisa menempuh jalur yang bermartabat, bukan sekadar bertaruh nasib lewat agen ilegal.
Raners! Ini bukan sekadar janji, tapi komitmen untuk mengubah wajah migrasi tenaga kerja kita. Karena jadi pekerja migran bukan berarti harus jadi korban.
Ikuti terus kabar migran dari berbagai daerah hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
RK | Foto: HO-KP2MI