Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Ada kabar membanggakan dari dunia seni lukis Indonesia. Empat pelukis Tanah Air turut ambil bagian dalam pameran internasional bertajuk “The Charms of Beijing” yang digelar di Museum Blanc de Chine – Dehua Porcelain, distrik Fengtai, Beijing, Tiongkok, pada 17–20 Mei 2025.
Pameran ini bukan sekadar etalase karya. Ia adalah panggung budaya yang mempertemukan sekitar 80 pelukis dari Asia Tenggara dan Eropa, sebagai bagian dari upaya mempererat diplomasi kreatif lintas negara.
“Indonesia punya banyak talenta dan pelukis berkualitas, semoga pada masa mendatang karya-karya pelukis Indonesia semakin banyak dikenal di luar negeri, khususnya di China,” ujar Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, dalam pembukaan acara tersebut, Minggu (18/5/2025).
Warna Indonesia di Panggung Global
Keempat pelukis yang mewakili Indonesia adalah:
Elsiwi Oratmangun, istri Dubes Djauhari, menampilkan dua karya berjudul “Whispering Spring of Scarlet” dan “All the Flowers of all the Tomorrows are in the Seed of Today”. Karya-karyanya terinspirasi dari keindahan musim semi di Chengdu.
Emmy Go, pelukis asal Papua, mengangkat lukisan bertajuk “The Coming Light” — pancaran harapan dari Timur Indonesia.
Suharmanto dari Yogyakarta mempersembahkan “Power of Red”, yang menyiratkan semangat dan kekuatan budaya.
Mas Hedi Suryatna, pelukis Indonesia yang menetap di Beijing, mengusung karya “The Golden Silk Road”, menggambarkan jejak lintas peradaban.
Setiap lukisan membawa cerita, dan setiap goresan adalah jejak identitas.
Diplomasi Budaya Lewat Kanvas
Partisipasi ini bukan semata unjuk karya, tapi juga bagian dari diplomasi budaya aktif. Raners, seni punya cara halus menyapa dunia, dan Indonesia kali ini berbicara lewat warna dan bentuk.
“Melalui pameran ini, semoga pelukis dan seniman Indonesia makin dikenal di kawasan dan mendorong seniman Indonesia dalam berkreasi, menguatkan jaringan, serta pemahaman budaya satu sama lain,” ungkap Elsiwi Oratmangun penuh harap.
Pameran ini diselenggarakan oleh The Asia Artists Association bersama Sub-Komisi Asia Tenggara dan Asia Selatan dari Western Returned Scholars Association, yang fokus pada penguatan kolaborasi dan pemahaman budaya melalui seni rupa.
Raners! Di tengah derasnya arus globalisasi, seni tetap jadi jembatan paling damai untuk menyatukan perbedaan. Dan Indonesia, lewat tangan-tangan senimannya, ikut memberi warna yang khas dan bermakna. Ikuti terus kabar dunia kreatif dan diplomasi budaya hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
RK | Foto: HO-KBRI Beijing