Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta — Raners! Duh … ada – ada saja yaa, hadirnya wacana legalisasi kasino sebagai sumber baru pendapatan negara. Memang negara sudah gak bisa cari pendapatan yang halal!?
Hal tersebut lantaran, ramai diperbincangkan publik. Kemudian sontak memantik respons keras dari berbagai tokoh nasional, gak terkecuali Senator asal Aceh, H. Sudirman atau yang akrab disapa Haji Uma.
Ia menolak mentah-mentah ide tersebut. Menurutnya, membuka jalan bagi praktik perjudian yang dilegalkan sama saja mencederai Pancasila dan nilai-nilai luhur agama (18/5/2025).
Apalagi mendengar kata “kasino”, mungkin orang langsung membayangkan bak Las Vegas, Gemerlap lampu neon warna warni, bisnis alkohol, narkoba, prostitusi, kriminalitas dan potensi pemasukan negara yang menggiurkan.
Tapi, ada hal yang jauh lebih penting — Raners! Moral dan Etika Publik.
Haji Uma, senator yang telah tiga periode duduk di DPD RI, merasa terpanggil menyuarakan kekhawatiran masyarakat, khususnya dari Aceh yang dikenal menjunjung tinggi syariat Islam. Bagi Haji Uma, wacana ini bukan sekadar kebijakan fiskal, tapi soal jati diri bangsa.
Langgar Pancasila, Cemari Nilai Agama
“Wacana hadirnya kasino di Indonesia itu tidak sesuai dengan nilai Pancasila,” ujar Haji Uma lugas. Ia menekankan bahwa sila pertama Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, harus menjadi kompas moral bagi setiap kebijakan negara.
Menurutnya, semua agama yang diakui di Indonesia nggak ada yang melegalkan perjudian. Justru sebaliknya, semua sepakat bahwa judi merupakan tindakan tercela.
Maka ketika negara malah membuka peluang legalisasi kasino, itu artinya membuka pintu bagi kerusakan moral dan sosial.
Pendapatan Negara Jangan Mengorbankan Rakyat
Tak bisa dipungkiri, dorongan utama di balik usulan ini adalah potensi pendapatan dari pajak kasino. Tapi Haji Uma mengingatkan, jangan sampai demi pemasukan negara, rakyat malah dikorbankan.
“Masih banyak potensi dan solusi lain untuk meningkatkan pendapatan negara. Bukan dengan cara membuka peluang masyarakat jatuh dalam jerat judi,” tegasnya.
Ia khawatir, yang akan jadi korban nantinya justru masyarakat kecil yang semakin terpuruk.
Bahkan anehnya salah satu alasan yang digunakan untuk mendukung legalisasi kasino adalah agar uang judi nggak lagi “lari” ke luar negeri. Yang dibenahi itu aparatnya, bukan malah melegalkan yang salah, serunya.
Pernyataan Haji Uma ini mencerminkan keresahan banyak warga negara yang menginginkan Indonesia tetap berdiri teguh di atas pijakan moral dan ideologinya.
Ia meminta pemerintah dan DPR RI untuk benar-benar mengkaji ulang wacana legalisasi kasino dengan mempertimbangkan nilai-nilai konstitusi, sosial, dan etika publik.
Isu legalisasi kasino bukan hanya soal untung-rugi negara, tapi tentang siapa kita sebagai bangsa.
Sebagaimana disampaikan Haji Uma, ada banyak cara untuk membangun negeri ini tanpa mengorbankan nilai-nilai luhur yang menjadi pondasinya.
Raners! Mari terus jaga akal sehat, nurani, dan nilai-nilai bangsa. Karena membangun negara bukan hanya urusan uang, tapi juga soal menjaga martabat. Ikuti informasi dan opini hangat lainnya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi— karena suara rakyat tak boleh dibungkam.
)**Awn33 | Foto : DPDRI