Data Pasar Saham Indonesia

Saat Musik Diam, “Mangu” Bicara: Lagu Fourtwnty yang Menemani Perpisahan Tanpa Amarah

makna lagu Mangu
Tangkapan Layar Youtube/@FourtwntyMusic

Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Di tengah sunyi yang diciptakan oleh keputusan Fourtwnty untuk hiatus dari dunia panggung, ada satu lagu yang justru menggema lebih kencang dari sebelumnya. Lagu itu berjudul “Mangu”, dan Raners, maknanya begitu dalam — bahkan untuk mereka yang pernah percaya bahwa cinta cukup untuk menyatukan segalanya.

“Mangu” yang Terlambat Dipahami

Dirilis pada 2021, “Mangu” awalnya bukan lagu andalan. Tak segemerlap Zona Nyaman atau Aku Tenang, bahkan kerap luput dari radar pendengar umum. Tapi seperti cinta yang tumbuh pelan-pelan, “Mangu” memilih hadir di waktu yang paling dibutuhkan.

Judulnya sendiri berarti “diam” atau “termenung” dalam bahasa Jawa. Dan benar saja, Raners. Lagu ini bukan tentang cinta yang patah karena perselingkuhan, bukan pula karena luka yang dipaksakan. Tapi tentang dua manusia yang masih saling peduli, namun harus berhenti karena arah hidup sudah nggak lagi sejalan.

“Cerita kita sulit dicerna,
Tak lagi sama cara berdoa…”

Lirik-lirik ini menggambarkan perpisahan yang saling mengerti, bukan saling menyakiti. Sebuah refleksi atas realitas yang lebih sering terjadi dalam hidup, tapi jarang dinyanyikan.

Lagu Sunyi yang Mewakili Hiatus

Pada awal 2025, Fourtwnty mengumumkan hiatus tanpa banyak bicara. Tak ada tur perpisahan, tak ada panggung pamungkas. Hanya sebuah unggahan singkat, dan kemudian… diam.

Dan diam itulah yang membuat lagu “Mangu” terasa makin relevan. Lagu ini seolah jadi surat perpisahan yang nggak pernah ditulis langsung oleh band ini. Sebuah lagu yang menggambarkan bagaimana kadang, keheningan adalah satu-satunya cara untuk menjelaskan sesuatu yang terlalu dalam untuk dikatakan.

Resonansi yang Meledak di Tengah Kesedihan

Raners, setelah pengumuman hiatus, Mangu justru naik daun di berbagai platform musik digital. Di TikTok, lagu ini jadi soundtrack ribuan video yang bercerita tentang perpisahan beda agama, kehilangan arah, hingga hubungan yang harus dilepaskan walau masih saling cinta.

Video konser terakhir Fourtwnty yang menggunakan “Mangu” sebagai latar menambah getaran emosional. Seakan Fourtwnty mengucapkan salam diam-diam pada pendengarnya, tanpa perlu tepuk tangan.

Cinta yang Harus Kalah, Bukan Karena Salah

Yang bikin “Mangu” begitu menyentuh adalah kesadarannya bahwa cinta nggak selalu menang. Bahwa perasaan bisa tetap ada, tapi hidup harus tetap berjalan, meski ke arah yang berbeda.

“Jangan salahkan fahamku kini, tertuju…”

Lagu ini menawarkan pemahaman dewasa, sesuatu yang jarang dibawa dalam arus utama musik cinta Indonesia. Bukan cinta yang berteriak, tapi cinta yang memilih berbisik — dan justru karena itu, terasa lebih menusuk.

Bukan Akhir, Tapi Jeda yang Penuh Makna

Hiatus Fourtwnty bukan berarti selesai. Tapi seperti nada-nada yang mereka pilih selama ini, mereka memilih diam sebagai jeda yang penuh makna. Dan Mangu, menjadi simbol paling pas untuk itu semua.

Lagu ini nggak butuh viral untuk dianggap penting. Ia akan menemukan jalannya sendiri ke hati siapa pun yang sedang bingung, pasrah, atau hanya ingin duduk termenung di ujung sore.

Raners! Di saat dunia penuh kebisingan, kadang yang kita butuhkan hanyalah satu lagu yang jujur. Dan “Mangu” dari Fourtwnty adalah ruang sunyi yang penuh rasa.
Terus dengarkan kisah-kisah yang menyentuh hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.

DSK | Foto: Tangkapan Layar Youtube/@FourtwntyMusic

Rayakan 53 tahun Bluebird dengan promo spesial—perjalanan jadi makin nyaman dan hemat.

Promo 53 Tahun Bluebird
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x