Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Di tengah dinamika politik pasca-pemilu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menghadirkan warna baru dengan membentuk badan otonom anyar bernama Panji Bangsa. Bukan sekadar wadah kaderisasi, Panji Bangsa disebut akan menjadi tempat lahirnya para pejuang muda berjiwa kesatria.
Sekjen DPP PKB Hasanuddin Wahid pun memberi arahan tegas kepada kader-kader awal Panji Bangsa: jangan batasi siapa pun yang ingin bergabung. Politik inklusif harus jadi fondasi utama.
“Buka seluasnya, dan rekrut sebanyaknya,” ujar Hasanuddin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (14/5/2025) kemarin.
Seruan itu bukan sekadar pembuka pidato. Ia ingin memastikan bahwa Panji Bangsa tidak eksklusif hanya bagi kalangan internal PKB, melainkan bisa jadi rumah besar bagi siapa saja yang ingin mengabdi untuk rakyat, tanpa melihat latar belakang.
Lebih dari Sekadar Banom
Hasanuddin menjelaskan, Panji Bangsa punya fleksibilitas tinggi dibanding banom PKB lainnya, sehingga bisa menjaring simpatisan dari berbagai spektrum. Bahkan, ia menyebut Panji Bangsa sebagai “kawah candradimuka” bagi generasi muda yang ingin berkhidmat — bukan sekadar ikut-ikutan politik, tapi benar-benar belajar militansi, loyalitas, dan semangat pengabdian.
“Panji Bangsa ini bukan sekadar banom, melainkan kawah candradimuka bagi jiwa-jiwa muda yang ingin berkhidmat untuk umat dan bangsa. Jiwa kesatria harus ditanamkan selaras dengan roh perjuangan PKB sejak awal berdiri,” jelasnya.
Gambaran ini mengingatkan kita, Raners, bahwa politik yang sehat mestinya dimulai dari pembinaan karakter. Bukan hanya pencitraan di atas baliho, tapi penggemblengan visi dan misi dalam satu barisan panjang perjuangan.
Menjadi Penjaga Mabda Siyasi dan Garda Tanggap
Sekjen PKB juga berharap Panji Bangsa kelak menjadi garda terdepan penjaga nilai-nilai partai, termasuk ideologi dan AD/ART PKB. Tapi nggak berhenti di situ. Panji Bangsa juga ditargetkan bisa turun langsung ke masyarakat dalam berbagai kegiatan kemanusiaan.
“Saya juga berharap Panji Bangsa ini konsisten menjadi pengawal Mabda Siyasi, yakni ideologi, AD/ART (anggaran dasar/anggaran rumah tangga), dan pimpinan partai di semua tingkatan. Selain itu, menjadi unit reaksi cepat membantu penanganan bencana, penolong rakyat,” katanya.
Jadi jelas, Panji Bangsa diharapkan bukan sekadar tempat latihan baris-berbaris, melainkan jadi mesin penggerak yang lincah saat rakyat menghadapi krisis.
Raners! Politik generasi sekarang butuh wajah segar dan gerakan nyata. Kalau Panji Bangsa konsisten jadi tempat lahirnya kader-kader berani, tangguh, dan loyal — maka inilah bukti bahwa partai politik masih bisa berperan sebagai sekolah kepemimpinan rakyat.
Terus pantau gerakan-gerakan baru di dunia politik hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: HO-PKB