Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Ada yang beda dari rapat kerja Komite II DPD RI bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pekan ini. Senator asal NTB, Senator Mirah Midadan ini bukan cuman kritik, ini panggilan untuk bertindak. Butuh aksi nyata, sinergi lintas sektor, dan keberpihakan terhadap masa depan yang hijau. NTB butuh lebih dari sekadar wacana … Nah Lo!
Di tengah makin parahnya kondisi lingkungan, mulai dari banjir, longsor, hingga gunungan sampah, Senator Mirah mendorong evaluasi besar-besaran terhadap Undang-Undang Kehutanan. Bukan hanya kritik, tapi ajakan untuk mencari solusi yang berani dan berdampak nyata.
“Seperti penanaman jagung yang tidak terkendali, itu mengundang bencana. Bukan cuma soal ekonomi, tapi bagaimana lingkungan dan masyarakat bisa bertahan jangka panjang,” ungkap Senator Mirah dengan nada prihatin.
Masalah ini emang udah terlalu lama ditangani setengah hati. NTB disebutnya butuh lebih dari sekadar wacana. Raners bisa bayangin, setiap tahun masyarakat harus siap-siap menghadapi siklus bencana ekologis. Kalau hanya ditangani dengan pola reaktif, sampai kapan?
Sampah dan Karhutla: Dua Bom Waktu di NTB
Mirah juga mengangkat masalah TPA Kebon Kongok yang sudah melebihi kapasitas, berdampak langsung pada TPST Sandubaya, Kota Mataram. Sementara itu, pengawasan karhutla (kebakaran hutan dan lahan) juga dinilai masih sangat lemah.
“Kita perlu strategi jangka panjang, bukan sekadar reaktif. Anggaran minim dan lahan terbatas, tapi bukan berarti kita menyerah,” katanya tegas.
Di sinilah letak realitanya: NTB masih butuh infrastruktur pencegahan yang serius, bukan cuma tim pemadam saat api sudah menyala.
“Infrastruktur pencegahan karhutla pun harus jadi prioritas. Jangan tunggu terbakar dulu baru sibuk padamkan,” tegasnya lagi.
Sampah Jadi Listrik? Kenapa Nggak!
Nggak cuma mengkritik, Senator Mirah juga datang dengan ide segar: belajar dari negara maju soal pengelolaan sampah jadi energi. Ia bahkan mendorong pembentukan kerja sama bilateral untuk membawa teknologi itu ke NTB.
“Bayangkan jika sampah bisa diolah jadi listrik. Itu bukan mimpi, itu nyata, dan NTB bisa jadi pelopornya,” ujarnya optimistis.
Sayangnya, potensi itu belum tergarap maksimal. Kenapa? Karena dukungan teknis dan kelembagaan masih minim. Tapi semangat untuk berinovasi tetap membara.
“Solusinya ada di kolaborasi lintas sektor. Kita perlu pendekatan berbasis wilayah seperti Integrated Area Development agar masyarakat dan lingkungan sama-sama berdaya,” harapnya.
Raners! Apa yang disuarakan Senator Mirah bukan sekadar retorika. Ini adalah panggilan untuk keluar dari zona nyaman kebijakan yang hanya tambal-sulam. NTB, seperti banyak daerah lain di Indonesia, sedang berdiri di persimpangan: memilih bergerak ke arah keberlanjutan, atau terus berkutat dengan bencana berulang.
Jadi tetap ikuti beritanya Senator Mirah Midadan hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi. Karena suara dari daerah adalah denyut jantung Indonesia yang gak boleh diabaikan.
)**Awn33/ Foto: HO-Humas DPD RI