Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Semangat peringatan Hari Raya Waisak 2569 BE/2025, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Nusa Tenggara Barat (NTB), Senator Mirah Midadan Fahmid, menyampaikan penghormatan mendalam kepada umat Buddha di seluruh Indonesia. Bagi Senator Mirah, Waisak bukan hanya perayaan keagamaan, tapi juga ajakan untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, kedamaian, dan toleransi antarsesama.
Refleksi Kebangsaan dalam Perayaan Suci
Senator Mirah mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjadikan Hari Raya Waisak sebagai pengingat pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman. Ia menekankan bahwa Indonesia lahir dari semangat kebersamaan, dan keberagaman adalah kekuatan utama bangsa.
“Indonesia lahir dari semangat kebersamaan dan keberagaman. Hari Raya Waisak ini seharusnya menjadi pengingat bahwa harmoni sosial dapat terwujud bila seluruh umat beragama diberikan ruang untuk menjalankan keyakinannya secara damai dan bermartabat,” ujar Senator Mirah dalam keterangannya Senin (12/5/2025).
Pernyataannya menguatkan kembali pentingnya jaminan atas kebebasan beragama dan beribadah yang harus dihadirkan secara nyata dalam ruang sosial maupun kebijakan publik.
Negara Harus Hadir untuk Komunitas Minoritas
Senator Mirah menyoroti bahwa hingga kini masih ada komunitas yang mengalami kesulitan dalam membangun atau menggunakan rumah ibadah karena keterbatasan regulasi atau dinamika sosial.
“Saya masih menerima aspirasi dari beberapa daerah yang mengalami kendala dalam pembangunan atau penggunaan rumah ibadah karena belum adanya regulasi teknis yang komprehensif, atau karena adanya dinamika sosial tertentu,” katanya tegas.
Ia menyerukan agar pemerintah pusat dan daerah memperkuat kebijakan yang inklusif dan memastikan semua warga negara bisa beribadah dengan aman dan bermartabat-terutama mereka yang berasal dari kelompok minoritas.
Toleransi Nggak Cukup Slogan: Perlu Edukasi dan Dialog
Senator Mirah juga menekankan pentingnya pendekatan edukatif dan dialog lintas agama sebagai cara mencegah konflik horizontal akibat kesalahpahaman atau informasi palsu (hoaks).
“Penguatan toleransi tidak cukup dengan slogan. Butuh aksi nyata. Salah satunya dengan memperbanyak ruang-ruang interaksi lintas agama dan menyentuh generasi muda dengan pendidikan karakter yang inklusif,” imbuhnya.
Menurutnya, program moderasi beragama yang digaungkan Kementerian Agama harus didukung oleh seluruh lini pemerintahan, termasuk melalui kurikulum pendidikan dan kegiatan lintas komunitas.
NTB Jadi Contoh Harmoni, Keberagaman Adalah Aset
Dalam konteks daerah asalnya, Nusa Tenggara Barat, Senator Mirah memberi apresiasi kepada komunitas lintas iman yang konsisten menjaga harmoni. Ia menyebut keberagaman sebagai aset sosial, bukan sumber perpecahan.
“Keberagaman tersebut harus dirawat dengan kebijakan publik yang adil dan menghindari diskriminasi terhadap kelompok minoritas,” ujar Mirah.
Senator Mirah menutup pesannya dengan mengajak seluruh masyarakat untuk menumbuhkan kasih sayang dan pencerahan batin sebagaimana diajarkan dalam semangat Waisak.
“Semangat Waisak mengajarkan kita untuk menumbuhkan kasih sayang, ketenangan, dan pencerahan batin. Mari kita jadikan hari suci ini sebagai pengingat untuk terus memperjuangkan kehidupan yang penuh cinta kasih dan saling menghargai,” tutupnya.
Waisak bukan hanya tentang refleksi batin, Raners, tapi juga tentang keberanian memperjuangkan ruang yang adil bagi semua umat beragama. Apakah toleransi dan kebijakan inklusif bisa terus diperkuat di Indonesia? Tetap ikuti kabar inspirasinya hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
RK | Foto: HO-Humas DPD RI