Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! PAM Jaya, perusahaan air bersih milik Pemprov DKI Jakarta, dikabarkan berencana melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum saham perdana. Namun, rencana ini mendapat perhatian serius dari Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth atau yang akrab disapa Bang Kent.
IPO PAM Jaya: Jangan Terburu-Buru, Kajian Harus Matang
Menurut Bang Kent, ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan secara matang sebelum PAM Jaya melangkah menuju IPO. Dari regulasi, tata kelola, hingga sensitivitas publik terhadap sektor pelayanan air bersih, semua harus dipastikan siap.
“Ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan secara komprehensif, mulai dari regulasi, tata kelola, hingga sensitivitas publik terhadap sektor pelayanan air bersih,” kata Kenneth di Jakarta, Minggu (11/5/2025).
Bang Kent sepakat dengan sikap Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo yang tidak ingin terburu-buru dalam mengesahkan rencana IPO ini. Menurutnya, langkah ini harus didasarkan pada kajian mendalam dan opsi pembiayaan lain selain IPO, seperti obligasi daerah.
“Beliau ini adalah orang yang cukup teliti dan sangat detil. Jadi Jajaran Direksi PAM Jaya harus bisa mempertimbangkan berbagai opsi pembiayaan pembangunan selain daripada IPO, seperti obligasi daerah atau yang lainnya,” ujarnya.
Masalah Pelayanan Air Bersih Masih Menghantui
Salah satu alasan Bang Kent meminta PAM Jaya untuk tidak terburu-buru adalah masih adanya keluhan dari masyarakat terkait buruknya pelayanan air bersih. Di wilayah Jakarta Barat, misalnya, banyak warga yang mengeluhkan air PAM sering tidak keluar atau mengalami gangguan.
“Di wilayah Jakarta Barat banyak sekali air PAM yang tidak keluar. Jadi kalau mau melaksanakan IPO tolong hindari hal-hal seperti ini, karena itu akan bisa menjadi penilaian negatif dari pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” tegasnya.
Selain itu, cakupan layanan air bersih PAM Jaya juga masih belum mencapai 100 persen. Banyak warga Jakarta yang masih bergantung pada air tanah atau air isi ulang. Bagi Bang Kent, ini adalah masalah serius yang harus dibenahi sebelum PAM Jaya bisa bermimpi melantai di bursa.
Tata Kelola dan Transparansi Jadi Kunci
Bang Kent yang memiliki Sertifikasi Ahli Certified Investment Banker (CIB) menjelaskan bahwa IPO bukan hanya soal modal, tapi soal kredibilitas. Investor akan melihat laporan keuangan, kinerja perusahaan, dan tata kelola perusahaan (GCG) yang diterapkan.
“Untuk bisa IPO, PAM Jaya harus memenuhi standar transparansi dan tata kelola perusahaan yang tinggi. Ini mencakup audit keuangan, pembenahan sistem internal dan eksternal, serta keterbukaan informasi,” jelasnya.
Menurutnya, transparansi menjadi hal krusial karena akan menjadi penilaian penting bagi investor dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bahkan, jika ada survei kepuasan pelanggan dan hasilnya banyak keluhan, ini bisa menjadi hambatan besar bagi PAM Jaya.
Tarif Air Tak Merata dan Edukasi Publik Jadi Tantangan
Selain masalah layanan, Bang Kent juga menyoroti ketidaksesuaian tarif air PAM Jaya yang dianggap tidak selalu mencerminkan daya beli masyarakat. Ada tantangan dalam menyeimbangkan antara biaya operasional, subsidi, dan akses air bagi masyarakat miskin.
“Jadi perlu edukasi publik secara masif dan intens agar transisi ke air perpipaan ini bisa berjalan mulus. IPO adalah opsi, bukan satu-satunya jalan. Yang terpenting adalah, pelayanan kepada masyarakat tetap harus menjadi prioritas utama,” katanya.
Bagi Bang Kent, yang paling penting adalah memastikan masyarakat Jakarta bisa menikmati akses air bersih yang berkualitas sebelum berbicara soal IPO. Jika pelayanan masih bermasalah, IPO justru bisa menjadi bumerang bagi PAM Jaya.
IPO mungkin jadi mimpi besar bagi PAM Jaya, tapi sebelum bermimpi besar, pastikan fondasinya kokoh dulu, Raners. Apakah PAM Jaya siap memenuhi standar transparansi dan meningkatkan layanan? Kita tunggu perkembangan berikutnya hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
RK | Foto: Doc. Pribadi