Info Terkini dari Ranah Publik, Klaten – Raners! Tradisi pengambilan air berkah dari Umbul Jumprit, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, kembali digelar dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak 2569 BE. Para biksu dari berbagai majelis di Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) berkumpul untuk mengambil air suci yang akan digunakan dalam perayaan Waisak di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional 2025, Tanto Harsono, menjelaskan bahwa air berkah dari Jumprit akan disemayamkan di Candi Mendut, Magelang. Setelah itu, air berkah ini akan dibawa bersama api abadi dari Mrapen, Kabupaten Grobogan, menuju Candi Borobudur.
“Besuk bersama api abadi dari Mrapen Kabupaten Grobogan akan kita bawa bersama-sama ke Candi Borobudur untuk merayakan detik-detik Waisak Tahun 2569 BE,” ujar Tanto Harsono.
Air Berkah, Simbol Kesucian dan Kehidupan
Raners, air suci dari Umbul Jumprit memiliki makna filosofis yang dalam. Tanto Harsono menegaskan bahwa air adalah simbol kehidupan. Tubuh manusia sendiri sebagian besar terdiri dari air, dan tanpa air, kehidupan nggak akan berlangsung.
“Makna air suci adalah sumber kehidupan. Dalam tubuh kita pun lebih dari 50 persen adalah air, jadi tanpa air kita juga susah,” jelasnya.
Pada prosesi ini, para biksu mengambil air berkah dan memasukkannya ke dalam 22 kendi. Kendi-kendi ini akan dibawa dan disemayamkan di Candi Mendut sebelum akhirnya dibawa ke Candi Borobudur untuk perayaan detik-detik Waisak.
Tema Waisak 2569 BE: Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan
Waisak tahun ini mengusung tema “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia”, dengan subtema “Bersatu Mewujudkan Damai Waisak untuk Kebahagiaan Semua Makhluk.”
Tema ini menggambarkan harapan umat Buddha untuk kehidupan yang lebih baik, di mana semua orang bisa belajar dengan dharma yang baik, sehingga hati menjadi tenteram dan damai.
“Umat pada Waisak tahun ini mengharapkan kehidupan lebih baik, semua bisa belajar dengan dharma yang bagus sehingga otomatis hatinya akan tenteram, damai, dan akan menjunjung kesejahteraan bersama,” tambah Tanto.
Sambutan Hangat dari Kemenag Kabupaten Temanggung
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Fatchur Rochman, turut menyambut para biksu yang datang untuk prosesi pengambilan air suci ini. Ia menekankan bahwa air berkah dari Jumprit adalah simbol kesucian, ketenangan hati, dan sumber berkah bagi umat Buddha.
“Harapan utamanya adalah sebagai simbol kesucian dan jernihnya pikiran serta sebagai sumber berkah bagi umat Buddha,” ujar Fatchur.
Kementerian Agama Kabupaten Temanggung bersama penyelenggara Buddha berkomitmen untuk terus mendukung pelaksanaan kegiatan pengambilan air suci ini sebagai bagian dari rangkaian Hari Raya Waisak.
Prosesi Sakral, Makna yang Mendalam
Raners, prosesi pengambilan air suci dari Umbul Jumprit bukan sekadar tradisi, tapi juga pengingat akan pentingnya kesucian, ketenangan, dan kebijaksanaan dalam kehidupan. Bagi umat Buddha, air berkah ini adalah simbol ketenangan hati dan kebersihan pikiran, yang diharapkan membawa berkah bagi semua makhluk.
Apakah prosesi Waisak tahun ini akan lebih khidmat dengan tema pengendalian diri dan kebijaksanaan? Bagaimana suasana perayaan detik-detik Waisak di Candi Borobudur nanti? Pantau terus update serunya hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
AM | Foto: ANTARA\Heru Suyitno