Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Raners! Presiden Prabowo Subianto hadir langsung dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Kamis (1/5/2025). Kehadiran Presiden ini bukan hanya simbolik, tapi jadi isyarat kuat bahwa negara ingin lebih dekat dan mendengar langsung suara dari para buruh yang selama ini jadi tulang punggung ekonomi nasional.
Presiden Tiba Pagi Hari, Sapa Buruh dari Barisan Depan
Presiden Prabowo tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, didampingi sejumlah pejabat tinggi, seperti Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.
Setibanya di Monas, Presiden langsung turun dari kendaraan dan menyapa satu per satu buruh yang berdiri di barisan depan panggung utama. Suasana penuh semangat, Raners, karena bagi banyak buruh, momen ini terasa personal dan membangkitkan harapan.
Presiden Diundang, Langsung Merespons
Rencana kehadiran Presiden sebenarnya telah diisyaratkan sehari sebelumnya. Dalam acara silaturahmi dengan serikat pekerja di kompleks parlemen, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa Presiden langsung merespons undangan dari buruh.
“Bapak Presiden langsung merespons dan Insyaallah besok beliau akan hadir besok dalam acara peringatan Hari Buruh Internasional,” kata Prasetyo Hadi, Rabu (30/4/2025).
Raners, kalimat ini jadi pengingat bahwa kehadiran pemimpin di tengah-tengah buruh bisa memberi dampak moral yang besar. Setidaknya, aspirasi didengar langsung, bukan sekadar dibaca dari laporan.
Buruh Diakui Sebagai Pilar Ekonomi
Masih dalam keterangannya, Prasetyo menegaskan posisi buruh yang begitu penting dalam mata Presiden Prabowo. Menurutnya, keseimbangan ekonomi tidak akan tercapai jika relasi antara buruh, pemerintah, dan industri tidak harmonis.
Presiden Prabowo menganggap para pekerja atau buruh merupakan pilar ekonomi sehingga pemerintah, sektor swasta, industri, dan seluruh pemangku kebijakan harus bekerja sama dengan elemen buruh.
Pernyataan ini menegaskan arah yang lebih kolaboratif. Bukan buruh versus pengusaha, tapi buruh dengan pengusaha dan negara, untuk tujuan yang sama: kesejahteraan bersama.
Enam Tuntutan Buruh, Serius dan Terstruktur
Di sisi lain, massa buruh yang hadir di Monas—terutama yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)—membawa enam tuntutan besar. Nggak hanya soal upah, tapi juga menyentuh hal-hal yang bersifat struktural dan menyangkut keadilan sosial.
Tuntutan tersebut antara lain:
1. Menghapus sistem kerja outsourcing
2. Membentuk Satgas PHK
3. Mewujudkan upah layak
4. Mengesahkan RUU Ketenagakerjaan baru
5. Mengesahkan RUU PPRT (Perlindungan Pekerja Rumah Tangga)
6. Mengesahkan RUU Perampasan Aset untuk memberantas korupsi
Raners, tuntutan ini menunjukkan bahwa buruh nggak cuma bicara soal gaji. Mereka bicara soal perlindungan, keadilan hukum, dan peran negara dalam menciptakan sistem yang berpihak.
May Day di Monas hari ini bukan hanya jadi panggung orasi, tapi juga jadi ruang dialog. Presiden datang, mendengar, dan diharap mampu membawa hasil nyata dari aspirasi yang disuarakan. Semoga kehadiran negara ini bukan sekadar simbol, tapi titik awal dari kebijakan yang lebih adil. Terus ikuti perkembangannya hanya di Ranah Publik, Ranah Nyaman untuk Berita dan Informasi.
DSK | Foto: YouTube/@SekretariatPresiden