Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta — Raners, ada kabar penting dari jalur diplomasi ekonomi internasional! Pemerintah Indonesia kembali melangkah strategis dalam menjaga hubungan dagang dengan Amerika Serikat (AS). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memimpin langsung delegasi RI untuk bertemu dengan Howard Lutnick, Menteri Perdagangan AS atau United States Secretary of Commerce, pada Kamis (17/4/2025) di Washington DC.
Pertemuan tersebut menjadi bagian dari negosiasi terkait pengajuan proposal tarif perdagangan Indonesia ke AS, demi menjaga keseimbangan dan keadilan perdagangan bilateral kedua negara.
Komitmen Indonesia untuk Perdagangan Adil dan Berimbang
Dalam keterangan tertulis yang disampaikan Airlangga, ia menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan pihak AS untuk menyampaikan proposal.
“Kami berterima kasih kepada Secretary Lutnick yang memberikan kesempatan untuk melakukan negosiasi tarif dan menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,” ujar Airlangga dalam pernyataan tertulis yang dikutip di Jakarta, Minggu (20/4/2025).
Nah Raners, ini bukan sekadar basa-basi diplomatik lho! Langkah ini jadi momen penting Indonesia dalam menyuarakan kepentingan dagangnya secara konkret. Yuk simak lebih dalam isi dari proposal strategisnya.
Proposal Indonesia: Energi, Pertanian, dan Critical Minerals
Dalam forum tersebut, Indonesia menyampaikan sejumlah tawaran konkret untuk memperkuat hubungan dagang sekaligus menyeimbangkan defisit perdagangan AS, antara lain:
Pembelian produk energi: crude oil, LPG, dan gasoline dari AS
Peningkatan impor produk pertanian: kedelai, bungkil kedelai, dan gandum — yang memang tidak diproduksi di Indonesia
Kerja sama pengelolaan critical minerals yang strategis untuk masa depan
Komitmen menyelesaikan hambatan non-tarif (NTB) yang dikeluhkan pengusaha AS
Respons Positif AS: “Penawaran Indonesia Sangat Konkret dan Menarik”
Howard Lutnick, dalam pertemuan tersebut, memberikan apresiasi terhadap tawaran Indonesia yang dinilai lebih konkret dibanding negara-negara lain yang juga sedang mengajukan proposal tarif ke AS, seperti Jepang dan Argentina.
“Kami mengapresiasi langkah konkret Indonesia untuk melakukan negosiasi tarif. Ke depan, AS dan Indonesia akan terus melanjutkan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan,” ungkap Lutnick, seperti dikutip dari pernyataan resmi DoC.
Raners, ini sinyal bagus banget! Artinya Indonesia dianggap siap, solid, dan punya itikad kuat membangun relasi ekonomi yang saling untung.
Target Rampung dalam 60 Hari: Siap Bahas Teknis dengan DoC dan USTR
Dalam pertemuan yang berlangsung selama 1,5 jam itu, kedua pihak juga sepakat untuk menyelesaikan proses negosiasi dalam waktu 60 hari. Lutnick mendorong segera dibentuk tim teknis antara pihak Indonesia dengan:
Department of Commerce (DoC)
United States Trade Representative (USTR)
Kerja teknis ini akan mengupas detail semua usulan tarif dan solusi dagang yang ditawarkan Indonesia.
Delegasi RI: Tim Ekonomi Lengkap Siap Gaspol
Untuk memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi, Menko Airlangga membawa serta jajaran tim ekonomi dan diplomasi yang solid, antara lain:
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono
Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso
Deputi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono
Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Washington DC Ida Bagus Made Bimantara
FYI Raners, sebelum bertemu langsung, Airlangga dan Lutnick sempat berdiskusi via Zoom, jadi saat tatap muka suasananya udah cair dan penuh semangat kolaborasi.
Posisi Strategis Indonesia di Tengah Ketatnya Perdagangan Global
Langkah cepat Indonesia ini terjadi di tengah momentum penting. Sejak diberlakukannya penundaan tarif resiprokal oleh AS, Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang langsung diterima secara resmi oleh otoritas perdagangan AS.
Sebagai informasi, kebijakan tarif perdagangan AS kini berada di bawah koordinasi langsung tiga tokoh utama:
Howard Lutnick (Secretary of Commerce)
Ambassador Greer (USTR)
Scott Bessent (Secretary of Treasury)
Mereka bertugas menjalankan mandat kebijakan tarif dari Presiden Trump, termasuk dalam urusan teknis dan pelaksanaan negosiasi perdagangan global.
Raners, Apa Dampaknya Buat Kita?
Kalau negosiasi ini sukses, Indonesia bisa:
Dapat akses pasar lebih luas di AS
Mengurangi ketergantungan produk tertentu
Menarik investasi dan kerja sama teknologi baru
Dan tentu saja, memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global
Jadi, yuk terus pantau perkembangan negosiasi ini! Karena meski kelihatannya “jauh di Washington DC,” dampaknya bisa langsung terasa di dapur ekonomi dalam negeri.
DSK | Foto: Humas Kemenko Perekonomian