Info Terkini dari Ranah Publik, Lumajang – Raners, melansir dari media Antara pada Rabu (16/4/2025). Ada kabar yang bikin hati resah. Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali aktif. Pada Selasa (15/4/2025), gunung yang menjadi simbol kekuatan alam di Pulau Jawa ini tercatat mengalami erupsi tujuh kali dalam sehari dengan kolom abu yang mengarah hingga 1.000 meter di atas puncak.
Apa yang Terjadi?
Erupsi pertama terjadi pada 00:21 WIB dan disusul dengan letusan berikutnya pada pukul 00:25 WIB yang visualnya tidak teramati. Lalu, pada pukul 05:54 WIB, Gunung Semeru kembali memuntahkan abu dengan ketinggian kolom letusan sekitar 700 meter di atas puncak.
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” ungkap Liswanto, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, dalam laporan tertulisnya.
Letusan terbesar tercatat pada 09:18 WIB, dengan kolom abu mencapai 1.000 meter di atas puncak, yang juga berwarna putih hingga kelabu dan intensitas tebal mengarah ke barat daya. “Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 190 detik,” jelasnya lebih lanjut.
Dampak Erupsi: Masyarakat Waspada!
Meski Gunung Semeru masih berstatus Level II atau Waspada, namun dampak dari erupsi ini tetap terasa di sekitar kawasan. Bencana alam ini dapat memicu guguran lava, awan panas, dan aliran lahar yang berbahaya. Bahkan, potensi laahar hujan pun harus diwaspadai di sepanjang jalur sungai yang berhulu di puncak Semeru, seperti Besuk Kobokan.
Liswanto mengingatkan masyarakat, “Masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” tambahnya.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menghindari aktivitas di sepanjang Besuk Kobokan, karena potensi bahaya awanan panas dan aliran lahar yang bisa menjalar hingga 13 kilometer dari puncak.
Apa yang Harus Dilakukan Warga?
Demi keselamatan bersama, masyarakat diminta tetap waspada dan mengikuti setiap instruksi dari pihak berwenang. Salah satunya adalah tidak beraktivitas di kawasan yang berpotensi terpapar bahaya, seperti area di sepanjang jalur sungai Besuk Kobokan yang berisiko tinggi. Selain itu, pengawasan terus dilakukan oleh petugas di lapangan, dan masyarakat diimbau untuk selalu siap sedia jika situasi berubah.
Liswanto juga menegaskan bahwa meskipun erupsi masih terjadi, masyarakat harus tetap mengutamakan keselamatan dengan mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh PVMBG dan tim terkait.
Tugas Kita Semua: Siaga dan Jaga Keamanan
Walaupun kita tidak bisa menghentikan kekuatan alam, yang bisa kita lakukan adalah mendengarkan peringatan dan menjaga diri serta orang di sekitar kita. Semeru mungkin sedang berbicara melalui letusannya, dan kita harus siap siaga menghadapi potensi bencana lebih lanjut. Jangan abaikan instruksi dari otoritas setempat!
Nah, Raners, meski gejolak alam tidak bisa diprediksi dengan pasti, tetap waspada dan ikuti semua petunjuk dari pihak berwenang. Yuk, tetap jaga keselamatan bersama, semoga bencana ini segera berlalu tanpa menimbulkan korban lebih lanjut.
DSK | Foto: Dok. PVMBG