Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Hai Raners! Ada kabar inspiratif dari sektor pariwisata Indonesia. Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menegaskan pentingnya peran perempuan dalam mendorong perkembangan pariwisata nasional. Tak hanya berkontribusi pada perekonomian, perempuan juga menjadi penjaga keseimbangan sosial dan budaya di destinasi wisata.
Kesetaraan Gender di Pariwisata: Dari SDGs hingga Data Konkret
Menurut Ni Luh, semangat kesetaraan gender di sektor pariwisata selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang ditekankan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG). Data global UN Tourism 2019 menunjukkan perempuan mendominasi tenaga kerja di sektor ini. Di Indonesia, angka ini mencapai 54,22 persen, sebagaimana dilaporkan Pusdatin Kemenparekraf 2023.
Namun, Wamenpar mengingatkan bahwa kesenjangan gender masih nyata. Pendapatan perempuan di sektor ini masih 14,7 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki, akibat stereotip gender, keterbatasan akses pendidikan, dan peluang tumbuh yang belum merata.
Langkah Strategis: Partisipasi, Kesetaraan, dan Teknologi
Untuk membangun pariwisata yang lebih inklusif, Ni Luh memaparkan tiga langkah penting:
- Meningkatkan partisipasi perempuan di industri pariwisata.
- Menjamin kesetaraan dalam pengambilan keputusan, baik di pemerintahan maupun sektor swasta.
- Mengoptimalkan teknologi sebagai alat untuk mendorong efisiensi dan inklusivitas.
Perempuan: Pilar Pariwisata dan Inspirasi Masa Depan
Ni Luh juga menyebut perempuan sebagai pilar penting dalam promosi pariwisata Indonesia. Mulai dari pengambil kebijakan, pekerja di destinasi wisata, pelaku ekonomi kreatif, hingga pemengaruh yang mempromosikan keindahan Indonesia ke dunia. Untuk itu, Ni Luh berharap perempuan dapat terus menjadi mitra strategis dalam memajukan pariwisata nasional.
“Perempuan adalah penjaga peradaban, pelopor inovasi, dan inspirasi bagi generasi mendatang. Mari kita jadikan mereka garda depan untuk membawa keindahan pariwisata Indonesia ke dunia,” tutup Ni Luh.
Raners, bagaimana menurut kalian? Sudah cukupkah peran perempuan dalam sektor pariwisata saat ini? Yuk, share pendapat kalian, dan jangan lupa terus pantau Ranah Publik untuk berita inspiratif lainnya!
RA|Foto: Ranah Publik/Istimewa