Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta – Hai, Raners! Kali ini ada kabar kurang menyenangkan dari Jakarta Timur. Baliho kampanye calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil (RK), ditemukan dalam kondisi rusak di sejumlah lokasi seperti di Jalan Bekasi Raya dan Jalan Pahlawan Revolusi, Klender. Kejadian ini diketahui pada Senin (11/11/2024), dengan kondisi baliho yang menunjukkan tanda-tanda perusakan seperti robekan dan coretan.
Kekecewaan Tim Kampanye RK
FYI, tim kampanye RK merasa kecewa dengan tindakan ini dan berharap agar kasus perusakan ini segera diusut oleh pihak berwajib. Menurut perwakilan tim kampanye, ini adalah bentuk vandalisme yang tidak hanya merugikan kandidat, tetapi juga berpotensi mengganggu proses pemilu yang damai.
“Ini adalah bentuk vandalisme yang merugikan, dan kami berharap semua pihak menjaga iklim politik yang damai dan adil,” ungkap perwakilan dari tim kampanye RK. Nah, Raners, apa menurut kalian tindakan seperti ini bisa mencerminkan sikap yang sehat dalam berdemokrasi?
Fenomena Vandalisme dalam Kampanye
Ternyata, insiden perusakan baliho kampanye ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, pada September 2024, beberapa baliho pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), juga sempat mengalami perusakan di kawasan Pulogebang, Jakarta Timur. Baliho tersebut dicoret-coret dengan tulisan provokatif seperti “JKT Anti RK,” “pembohong,” dan “loser.”
Tim Hukum RIDO bahkan mendesak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta untuk melakukan investigasi mendalam mengenai insiden vandalisme yang kerap terjadi di beberapa wilayah Jakarta. Sejauh ini, perusakan alat peraga kampanye merupakan pelanggaran yang dapat mengganggu demokrasi sehat.
Ajakan Kampanye Damai
Nah, Raners, sebagai masyarakat yang berperan aktif dalam pemilu, diharapkan kita semua dapat menjaga kondusivitas dalam proses demokrasi dan menghormati perbedaan pilihan politik. Mari wujudkan pemilu yang damai dan adil tanpa perlu melakukan aksi vandalisme. Bagaimana menurut kalian, Raners? Setuju kan, kalau kita bisa berpartisipasi secara positif dan saling menghormati?
DSK | Foto: Ranah Publik/Adi