Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta: Hi Raners! Berdasarkan keterangan resmoi laman dpr.go.id, pada Rabu (30/10/2024). Kasus kekerasan terhadap guru makin banyak dilaporkan, salah satunya kasus yang baru saja terjadi di Sulawesi Selatan. Supriyani, seorang guru honorer, kini ditetapkan sebagai tersangka setelah diduga memukul seorang siswa yang merupakan anak seorang anggota polisi di Polsek Baito. Kasus ini bukan hanya menambah daftar panjang kekerasan terhadap guru, tapi juga bikin banyak pihak prihatin. Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, ikut angkat bicara dan mengusulkan sejumlah langkah serius agar masalah ini bisa ditangani lebih baik.
Penghargaan terhadap Profesi Guru Menurun
Hetifah menyoroti bahwa penghargaan terhadap profesi guru makin menurun, sementara masalah disiplin siswa, tekanan sosial, dan bahkan media sosial sering kali jadi pemicu utama yang membuat siswa melaporkan guru tanpa berpikir panjang.
Menurut Hetifah, ini bukan hanya terjadi di Indonesia, lho! Negara maju seperti Jepang, AS, dan Prancis juga menghadapi kasus serupa, di mana murid bahkan berani mengancam guru. Contohnya, insiden yang dilansir BBC di mana seorang siswa di Iowa, AS, pernah menodong gurunya dengan pistol pada 2018. Ini benar-benar peringatan bahwa masalah ini harus diselesaikan secara serius.
Solusi Komprehensif untuk Melindungi Guru
Nah, menurut Hetifah, masalah kekerasan terhadap guru perlu ditangani dengan pendekatan yang menyeluruh. Dia menyarankan beberapa langkah, seperti pelatihan khusus bagi guru untuk manajemen kelas dan cara menyelesaikan konflik tanpa kekerasan, serta adanya sistem pelaporan yang jelas di sekolah.
“Hal ini seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen di mana guru memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,” ujar Hetifah, mengingatkan soal hak hukum yang dijamin UU bagi guru.
Peran Orang Tua dalam Proses Pendidikan
Menurut Hetifah, satu hal yang gak kalah penting adalah peran aktif orang tua dalam pendidikan anak-anaknya. Banyak orang tua yang masih menganggap tugas pendidikan sepenuhnya di tangan sekolah, padahal pendidikan itu tugas bersama, lho!
“Orang tua perlu memahami metode pengajaran dan visi sekolah sesuai dengan integrasi tri pusat pendidikan,” tambahnya. Hetifah menyebutkan, penelitian menunjukkan keterlibatan orang tua bisa meningkatkan proses pembelajaran dan bahkan meningkatkan hasil belajar siswa.
Budi Pekerti dan Kerja Sama Guru-Orang Tua
Lebih lanjut, Hetifah menggarisbawahi pentingnya budi pekerti yang harus ditanamkan pada siswa melalui peran guru dan orang tua sebagai contoh. Guru, menurutnya, harus diberikan ruang untuk mendisiplinkan siswa tanpa kekerasan, sementara siswa perlu mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan. “Guru harus diberikan ruang untuk mendisiplinkan siswa tanpa kekerasan, dan siswa juga harus diberikan perlindungan dari segala sikap kekerasan,” pungkasnya.
RA | Foto: Ranah Publik/Humas DPR RI