Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta: Hey Raners, ada kabar menarik nih dari dunia perikanan! Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya (BLUPPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengembangkan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang canggih di Dusun Sukajadi, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Penasaran? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Teknologi Modern di Tengah Tambak
Menurut keterangan tertulis yang diterima dari laman dpr.go.id pada Minggu (23/6/2024), budidaya ikan nila salin ini sudah menggunakan berbagai teknologi modern. Ada mesin pakan otomatis, sistem kincir, dan alat pengukur kualitas air berbasis Internet of Things (IOT) serta tenaga surya. Gimana, canggih kan? Selain itu, beberapa tambak juga dilengkapi dengan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) yang ramah lingkungan.
Harapan untuk Pembudidaya Kecil
Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono, berharap bahwa Modeling Budidaya Ikan Nila Salin ini bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama pembudidaya kecil. “Paling tidak model ini bisa menginspirasi para pelaku budidaya, terutama rakyat. Walaupun mereka tidak bisa langsung membuat seperti ini, tapi paling tidak teknologinya bisa diadopsi sedikit-sedikit,” ujarnya saat kunjungan kerja spesifik ke Karawang, Jumat (21/6/2024) kemarin. Menurutnya, pembudidaya kecil bisa memproduksi nila salin dalam jumlah besar dengan mengadopsi teknologi ini.
Impian Kampung Nila Salin
Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini juga berharap agar Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang bisa berhasil dan menyebarkan ilmunya kepada masyarakat melalui pelatihan dan pendidikan, serta bantuan permodalan dari KKP. “Saya harapkan ada project yang melibatkan masyarakat seperti membuat Kampung Nila Salin dengan dorongan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan,” tambahnya.
Produksi dan Potensi Ekonomi
Raners, tahukah kalian? Modeling Budidaya Ikan Nila Salin ini dibangun sejak tahun 2023 dan memiliki luas 80 hektar. Dengan total produksi mencapai 7.020 ton per tahun atau senilai Rp 196,5 miliar (dengan asumsi harga jual ikan nila salin Rp 28.000/kilogram), proyek ini punya potensi besar untuk meningkatkan ekonomi daerah.
Serius dan Aplikatif
Ono Surono menegaskan pentingnya keseriusan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mengaplikasikan model ini ke masyarakat. “Jangan ini hanya jadi model terus yang tidak pernah diaplikasikan ke masyarakat. Jadi kuncinya adalah serius dan harus bisa diaplikasikan ke masyarakat,” tegasnya.
Raners, gimana nih pendapat kalian tentang inovasi ini? Apakah kalian merasa tertarik untuk melihat bagaimana teknologi ini bisa mengubah wajah budidaya ikan di Indonesia? Yuk, share komentar kalian dan terus ikuti update seru lainnya hanya di Ranah Publik!
DSK | Foto: Galuh/Vel