Info Terkini dari Ranah Publik, Denpasar: Hey Raners! Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, sedang menghembuskan semangat memupuk jati diri bangsa di Denpasar, Bali. Senator asal Jawa Timur ini menegaskan bahwa ketahanan kebudayaan adalah salah satu indikator penting karena kebudayaan merupakan karakter dan jati diri bangsa yang juga bagian dari ketahanan nasional. Penasaran? Yuk, kita simak bareng-bareng!
Kenapa Ketahanan Kebudayaan itu Penting?
LaNyalla menjelaskan bahwa Indonesia harus memiliki ketahanan nasional yang kuat. Ini mencakup ketahanan pangan, energi, kesehatan, pendidikan, militer, dan juga ketahanan kebudayaan. Menurutnya, ini adalah modal penting bagi negara dan pemerintah untuk menghadapi tantangan dan dinamika global, guna mewujudkan cita-cita nasional yang tercantum dalam Alinea ke-4 Pembukaan Konstitusi Indonesia.
“Mengapa ketahanan kebudayaan penting? Karena hakikat kebudayaan adalah karakter dan jati diri bangsa. Bangsa-bangsa besar memiliki karakter dan jati diri yang kuat serta terjaga,” ungkap LaNyalla dalam Focus Group Discussion Kebudayaan Sebagai Jati Diri Bangsa dengan tema ‘Tantangan Global, Ketahanan Budaya dan Pancasila’ di Kantor Perwakilan DPD RI, Denpasar, Bali, Rabu (29/5/2024).
Indonesia dan Warisan Peradaban Besar
Lebih lanjut, LaNyalla mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara besar yang lahir dari peradaban besar di masa Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Peradaban tersebut telah melahirkan banyak pengetahuan, keilmuan, dan kebudayaan.
“Sebagai bangsa yang lahir dari peradaban besar, kita harus memiliki kebudayaan yang kuat, dengan jati diri dan karakter masyarakat Nusantara yang kuat. Sehingga Indonesia tetap memiliki karakter ke-Indonesiaannya,” tegas pria asli Bugis ini.
Pancasila sebagai Denyut Nadi Bangsa
LaNyalla juga menegaskan bahwa sumber Jati Diri Bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Menurut Bung Karno, nilai-nilai ini sudah ada di bumi Nusantara jauh sebelum era penjajahan Belanda. Jadi, nilai-nilai Pancasila sejatinya adalah denyut nadi bangsa Indonesia.
“Oleh karena itu, kami di DPD RI masa bakti 2019-2024 mengajukan Rancangan Undang-Undang inisiatif dari DPD RI, yaitu RUU Tentang Perlindungan dan Pelestarian Budaya Adat Kerajaan Nusantara. Alhamdulillah, RUU tersebut telah masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional,” imbuhnya.
Peran Pewaris Kerajaan dan Kesultanan
Sebagai Ketua DPD RI, LaNyalla terus menyuarakan agar para Pewaris Kerajaan dan Kesultanan serta Masyarakat Adat Nusantara mendapat tempat untuk ikut menentukan arah perjalanan bangsa. Mereka adalah bagian dari penjaga Ketahanan Kebudayaan, yang juga merupakan bagian penting dari Ketahanan Nasional Indonesia.
“Apalagi kita menghadapi tantangan dan ancaman global akibat disrupsi yang terjadi di dunia. Baik yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik global, maupun disrupsi teknologi dan lingkungan. Ini bukan main-main, harus dihadapi dengan semangat kebersamaan yang kuat. Jangan biarkan pemerintah sendirian,” tandasnya.
Menguatkan Ketahanan Kebudayaan Bersama
Di akhir paparannya, LaNyalla mengajak semua pihak untuk terus memperjuangkan penguatan ketahanan kebudayaan sebagai bagian dari ketahanan nasional Indonesia, melalui penguatan karakter dan jati diri bangsa yang mengacu kepada nilai-nilai luhur Pancasila.
Antusiasme Peserta FGD
FGD ini berjalan dengan sangat menarik dan diikuti dengan antusias oleh para peserta. Dengan dipimpin langsung oleh Putu Eka Gunayasa sebagai moderator, dua narasumber yakni Raja Denpasar Ida Pengelingsir Puri Satria Denpasar dan Dosen Institut Seni Indonesia Denpasar, Dr. Kadek Suartaya, banyak mendapat respon dari peserta.
Dukungan dari Raja Denpasar dan Dosen ISI
Ida Pengelingsir Puri Satria Denpasar menyatakan setuju dengan LaNyalla. Menurutnya, sumber dari kebudayaan itu adalah keraton atau kerajaan. Semakin kuat dan lestari keraton dan kerajaan, semakin kuat bangsa ini. “Beliau harus terpilih lagi menjadi ketua DPD RI berikutnya. Hanya beliau yang terus memperjuangkan Kerajaan dan Kesultanan di tanah air,” kata Ida Pengelingsir, yang langsung disambut tepuk tangan meriah.
Ida juga menambahkan, untuk melestarikan kebudayaan, harus ada proses adaptasi dari tahun ke tahun. DPD RI sebagai lembaga tinggi negara telah berhasil menuntun adaptasi tersebut. “Karena melestarikan budaya juga harus ada payung hukum, maka RUU inisiatif dari DPD RI harus terus didorong sampai menjadi Undang-Undang,” tegasnya.
Dr. Kadek Suartaya juga seirama dengan LaNyalla. Menurutnya, disrupsi teknologi yang ditandai dengan era robotisasi dan kecerdasan buatan juga akan mempengaruhi kebudayaan. “Sekarang sudah terasa, gadget menggerus budaya kita secara tidak langsung. Ini semua harus segera diantisipasi. Maka acara ini sangat penting untuk ketahanan budaya kita,” katanya.
Dukungan dari Anggota DPD RI Lainnya
Alfiansyah Komeng, anggota DPD RI terpilih, juga memberikan pandangannya. “Budi itu baik, daya itu pekerjaan. Jadi budi daya adalah pekerjaan yang baik. Pekerjaan baik juga sudah dilakukan Pak LaNyalla sebagai ketua DPD RI. Beliau terus menjaga dan melestarikan budaya,” jelas Komeng.
Acara ini juga dihadiri anggota DPD RI dari berbagai daerah, serta para pejabat daerah dan mahasiswa dari berbagai universitas di Bali.
So, Raners, itu dia kabar terbaru dari Denpasar tentang pentingnya ketahanan kebudayaan sebagai karakter dan identitas bangsa. Tetap semangat memelihara budaya kita, ya!
DSK | Foto: Humas DPD RI