Gambar GIF
Video Advertisement
Advertisement | Wondr by BNI - Jadiin Maumu.

Rachmad Gobel Dorong Industri Tepung Singkong untuk Ketahanan Pangan

Singkong
Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel, saat mengunjungi pabrik pembuatan tepung singkong atau tapioka di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Kamis (22/5/2024). Foto: DPR RI
\

Info Terkini dari Ranah Publik, Jakarta: Hai Raners! Kali ini ada kabar seru dari dunia pertanian dan industri pangan. Yuk, kita bahas kunjungan Wakil Ketua DPR RI, Rachmad Gobel, ke pabrik tepung singkong di Pangkal Pinang. Simak terus, ya!

Kunjungan ke Pabrik Tepung Singkong di Pangkal Pinang

Pada Kamis (22/5/2024) kemarin, Rachmad Gobel, Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), mengunjungi pabrik tepung singkong atau tapioka di Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Gobel mengatakan, “Kita harus terus mengembangkan keragaman bahan pangan, salah satunya singkong dan tepung singkong.” Menurutnya alam keterangan tertulis di laman resmi dpr.go.iddi Jakarta, Sabtu (25/5/2024) kemarin, pertanian dan industri pangan penting untuk ketahanan pangan, membuka lapangan kerja, dan mengentaskan kemiskinan. Setuju banget, kan, Raners?

Gobel dan Kepedulian Terhadap Pertanian

Gobel memang sudah lama peduli dengan masalah pertanian dan pangan. Sejak jadi pengurus Kadin Indonesia, Menteri Perdagangan, hingga kini sebagai anggota DPR RI, dia terus aktif mengunjungi dan mengembangkan sektor ini. Bahkan di hari libur nasional, Gobel tetap berkunjung ke Bangka untuk melihat langsung perkembangan pertanian.

Pabrik Tepung Singkong Gunung Pelawan

Gobel mengunjungi pabrik tepung singkong merek Gunung Pelawan, produksi PT Langit Bumi Lestari. Pabrik ini punya kapasitas 6.000 ton per bulan dan mempekerjakan 60 orang. Selain itu, pabrik ini membina sekitar 1.500 petani dengan lahan seluas 2.000 hektare. Wah, keren ya, Raners!

Krisis Pangan Global: Tantangan dan Solusi

Menurut Gobel, dunia sedang dihadapkan pada ancaman krisis pangan akibat meningkatnya populasi, perubahan iklim, terbatasnya lahan, dan konflik geopolitik. “Kita mengaku negara agraris, tapi berasnya impor dalam jumlah yang relatif besar,” kata Gobel. Indonesia juga mengimpor tepung singkong dan gandum. Gobel mengingatkan pemerintah untuk lebih cepat mengantisipasi persoalan pangan ini. Gimana menurut kalian, Raners? Penting banget, kan?

Belajar dari India dan China

Gobel membandingkan Indonesia dengan India dan China yang mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri meski penduduknya jauh lebih besar. “Jadi pasti ada yang salah pada kita. Padahal iklim kita lebih ramah, tanahnya subur, lahannya luas, dan jumlah penduduknya jauh lebih sedikit,” katanya. Nah, ada yang setuju nggak, Raners?

Singkong: Alternatif Sumber Pangan

Gobel menekankan pentingnya mencari alternatif sumber pangan, dan singkong adalah salah satunya. Singkong lebih sehat dibandingkan beras dan gandum karena tidak mengandung gluten dan memiliki indeks glikemik yang lebih rendah. “Jadi sangat bagus untuk mengontrol kadar gula di dalam tubuh,” katanya. Setuju nggak kalau singkong bisa jadi solusi, Raners?

Tepung Singkong dalam Produk Sehari-hari

Banyak orang tidak menyadari bahwa tepung singkong adalah bahan penting dalam berbagai produk makanan seperti bakso, nugget, mi, dan lain-lain. “Karena itu tanpa terasa kita menjadi importir besar untuk tepung singkong,” kata Gobel. Tepung singkong juga bisa digunakan dalam pembuatan kertas, plastik organik, sedotan, dan wadah. Banyak manfaatnya, ya, Raners!

Pengentasan Kemiskinan Melalui Pertanian

Gobel mengatakan bahwa membangun pertanian pangan juga merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. “Saya sudah uji coba bertanam singkong di Gorontalo. Hasilnya luar biasa. Per batang bisa 25 sampai 30 kg. Padahal biasanya sekitar 2 sampai 8 kg saja,” katanya. Menarik banget, kan?

Produksi Tepung Sagu dan Inovasi Pabrik

Selain tepung singkong, PT Langit Bumi Lestari juga memproduksi tepung sagu yang baik untuk kesehatan karena gluten free dan memiliki indeks glikemik yang rendah. Pemilik pabrik, Fitrianto, mengatakan bahwa pabriknya sudah menerapkan konsep industri hijau dengan zero waste dan swasembada energi. Keren, kan, Raners?

Pabrik Tepung Singkong yang Ramah Lingkungan

Fitrianto menjelaskan bahwa limbah cair dari pabrik dijadikan biogas yang menghasilkan 1 megawatt listrik, sedangkan limbah padat digunakan untuk pakan sapi. Daun indigofera di lahan pabrik juga digunakan untuk pakan sapi, sehingga sapi tumbuh lebih cepat dan gemuk. “Sapi menjadi tumbuh lebih cepat dan gemuk,” katanya.

Gimana menurut kalian, Raners? Apakah inovasi dan upaya ini bisa membawa Indonesia lebih dekat ke ketahanan pangan dan kesejahteraan? Yuk, bagikan pendapat kalian di kolom komentar! Dan pastinya, tetap stay tuned di Ranah Publik untuk update menarik lainnya!

Ad 1
Advertisement | AHM - Honda PCX 160

RK | Foto; DPR RI (dpr.go.id)

Download and Install Android App
Download on Play Store

Note: This application is safe and verified. It is allowed on all Android phones.

Gambar GIF
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x